Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Harga Kakao Terus Membaik

  • Selasa, 01 November 2011
  • 1318 kali

JAKARTA - Selama tiga bulan terakhir, harga kakao semakin membaik. Kendati sempat turun, harga kakao mulai kembali rebound dalam tiga hari terakhir. Di pasar internasional, harga kakao untuk kontrak pengiriman Desember 2011 sudah sebesar Rp 24 juta per ton pada akhir pekan lalu. Harga ini sudah menguat 6,64% dibandingkan awal Oktober lalu yang sebesar Rp 22,5 juta per ton.

Ketua Asosiasi Petani Kakao Indonesia (Askindo), Zulhefi Sikumbang, menilai kenaikan harga ini terkait dengan seretnya pasokan kakao dunia. Diperkirakan produksi kakao di Pantai Gading turun sebesar 9% menjadi 1,35 juta ton dari 1,48 juta ton tahun panen sebelumnya. Produksi Ghana juga diperkirakan akan turun sekitar 11% pada tahun ke 805.000 ton dari 905.000 ton.

Sementara itu, produksi kakao nasional juga mengalami penurunan. Jika tahun 2010, mencapai sekitar 620.000 ton, tahun ini hanya akan mencapai 420.000 ton. Penyebab turunnya produksi kakao ini akibat pengaruh cuaca.

Di sisi lain, permintaan semakin tinggi karena industri pengolahan kakao di Amerika Utara menggenjot produksi pada kuartal ketiga ini. Ketua Asosiasi Industri Kakao Indonesia (AIKI) Piter Jasman mengatakan, kenaikan produksi pengolahan kakao ini untuk mengantisipasi permintaan menjelang Natal dan akhir tahun.

"Menjelang akhir tahun seperti saat ini, para produsen makanan di Eropa dan Amerika sudah mulai memenuhi stok bahan baku pembuatan cokelat," kata Piter, akhir pekan kemarin.

Naiknya harga kakao internasional berimbas pada harga kakao di pasar dalam negeri. Zulhefi mencontohkan, harga biji kakao di tingkat pengumpul di Makassar tiga hari lalu hanya Rp 20.000 kini naik Rp 22.000.

Sementara itu implementasi bea keluar biji kakao dinilai mampu menghidupkan kembali industri pengolahan kakao nasional. Ini memberikan harapan positif karena data di Kementerian Perindustrian menunjukkan ekspor kakao olahan juga melesat tajam.

Direktur Eksekutif Asosiasi Industri Kakao Indonesia (AIKI), Sindra Wijaya mengatakan,  konsumsi biji kakao oleh industri dalam negeri meningkat menjadi 180.000 ton pada 2010 dari 125.000 ton pada 2009. Tahun ini, industri kakao dalam negeri diprediksi akan mampu menyerap 280.000 ton biji kakao, ujarnya belum lama ini.

Dari peningkatan penyerapan industri domestik tersebut, Sindra mengharapkan cocoa powder, cocoa butter dan cocoa cake Indonesia bisa mencapai 200.000 ton pada 2012.

Data Kementerian Perindustrian menyatakan, bahwa ekspor kakao olahan Indonesia meningkat dari Rp 1,2 triliun pada Januari–Mei 2010 menjadi Rp 2 triliun pada tahun ini. Ekspor cokelat untuk periode yang sama naik dari Rp 106 miliar dari tahun lalu menjadi Rp 139 miliar pada 2011. Di sisi lain, ekspor biji kako turun dari Rp 4 triliun pada 3 bulan pertama 2010 menjadi Rp 2,5 triliun pada 2011.

Untuk mendorong daya saing industri kakao dalam negeri, Sindra menyarankan pemerintah segera menerapkan standar nasional (SNI) untuk biji kakao agar kualitas bahan baku industri kakao olahan membaik. “Kakao yang belum difermentasi memberikan aroma tidak sedap. Jika bubuk kakao bisa dapat SNI, harusnya biji kakao juga bisa agar petani terdorong melakukan fermentasi,” katanya.

Dia mengatakan, penerapan tata niaga biji kakao merupakan cara lebih baik dalam mendorong hilirisasi industri kakao dari pada penerapan BK bagi produk olahan biji kakao seperti yang telah dipraktikkan untuk produk setengah jadi industri kelapa sawit. “Kalau produk olahan diberi BK juga, hampir tidak bisa bersaing karena negara tujuan ekspor masih menerapkan bea masuk tinggi untuk Indonesia,” ucap Sindra.

India menerapkan bea masuk kakao olahan untuk produk Indonesia sebesar 30%. Adapun Eropa menetapkan bea masuk 7%-9% untuk kakao olahan dari Tanah Air, sebaliknya memberikan bea masuk 0% untuk produk sejenis dari Afrika. kto, bio

Sumber: Surabaya Post, Senin 31 Oktober 2011

Link: http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=c25372bd6584a7ac9717d84eb0ddacff&jenis=e4da3b7fbbce2345d7772b0674a318d5



­