Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

BSN Siapkan Tim Asesor untuk Menghadapi APAC Peer Evaluation

  • Senin, 13 Mei 2024
  • Humas BSN
  • 391 kali

Menjelang APAC Peer Evaluation yang akan dilaksanakan pada akhir Mei 2024 mendatang, Badan Standardisasi Nasional (BSN) melalui Deputi Bidang Akreditasi BSN melakukan pertemuan koordinasi dengan Asesor untuk Persiapan Asia Pacific Accreditation Cooperation (APAC) Peer Evaluation pada Senin (13/5/2024) di kantor BSN, Jakarta. Pertemuan ini menjadi pertemuan teknis Deputi Bidang Akreditasi BSN dengan tim asesor yang telah dijadwalkan untuk melakukan penyaksian/witnessing di Lembaga Penilaian Kesesuaian (LPK) pada agenda Peer Evaluation APAC nanti.

Peer evaluation APAC akan dihadiri secara fisik oleh 13 evaluator dari berbagai negara dan dilaksanakan selama 10 hari kerja.  Kegiatan ini bertujuan untuk mempertahankan pengakuan Mutual Recognition Agreement (MRA) oleh APAC atas 17 skema akreditasi Komite Akreditasi Nasional (KAN).

“Saya percaya Bapak dan Ibu sekalian dapat melakukan asesmen yang terbaik sesuai dengan kompetensi yang ada,” Ujar Deputi Bidang Akreditasi BSN, Donny Purnomo kepada para asesor KAN dalam pembukaan.

Sebagian besar dari kegiatan Peer Evaluation APAC ini merupakan kegiatan penyaksian/witnessing di lapangan yang dilakukan dengan menyaksikan kegiatan asesmen di lokasi LPK.

Tujuan kegiatan asesmen akreditasi ke LPK adalah untuk memastikan kompetensi, konsistensi dan imparsialitas dari LPK. Untuk itu, asesor KAN harus mampu memastikan bahwa semua persyaratan akreditasi dapat dipenuhi oleh LPK dan dapat memastikan bahwa semua persyaratan telah diterapkan secara konsisten.

“Pada prinsipnya, para peer evaluator memastikan kualitas LPK yang ada di seluruh dunia berada di level keseimbangan yang sama, meski selalu tetap ada perbedaan seperti budaya, karakter, regulasi, negara, dan sebagainya,” tutur Donny.

Hasil dari peer evaluation dapat menjadi pemastian bahwa proses akreditasi yang dilakukan oleh KAN telah berjalan sesuai dengan standar yang berlaku, sehingga BSN melalui KAN dapat mempertahankan saling pengakuan MRA oleh APAC.

Apabila MRA KAN dengan APAC dapat dipertahankan, LPK-LPK yang digunakan untuk ILAC oleh KAN atau untuk IAF oleh KAN, berpotensi untuk dapat dimanfaatkan oleh berbagai kepentingan untuk ekspor.

“Dari ekspor, negara dapat memperoleh surplus. Dari surprus, negara mendapatkan cadangan devisa. Kontribusi dari MRA APAC ini cukup signifikan dan tak terbantahkan, khususnya untuk membangun ekspor kita ke negara lain.” Tutup Donny. (Put – Humas)