Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Unika Teken MoU dengan BSN

  • Senin, 20 Desember 2010
  • 1472 kali

Senin, (13/12) Unika Soegijapranata melakukan penandatanganan kerjasama dengan Badan Standarisasi Nasional (BSN) yang berlangsung di Ruang Theater Gedung Thomas Aquinas lantai 3 Kampus Unika Bendan Ngisor. Penandatanganan kerjasama ini bermaksud untuk mengembangkan standarisasi yang telah menjadi bagian yang tak dapat dipisahkan di era globalisasi.


    Tidak dapat dipungkiri dan dihindari bahwa standarisasi sudah menjadi kebutuhan komunikasi tingkat internasional dan sebagai bahasa mutu kedua setelah uang. Dari 165 negara yang menjadi anggota Badan Standarisasi Internasional (ISO) 135 adalah negara berkembang. Mengapa standarisasi diperlukan hal ini erat kaitannya dengan diperlukannnya mutu, keamanan, keselamatan dan lingkungan.

    Penandatanganan yang dilakukan oleh Rektor Unika Prof. Dr Yohanes Budi Widianarko, MSc dan Kepala Badan Standarisasi Nasional Dr. Ir. Bambang Setiadi,MS disaksikan oleh para wakil rektor dan sivitas akademika. Usai penandatanganan diselenggarakan Kuliah Umum.

    Dalam sambutannya pada saat pembukaan kuliah umum Rektor Unika menyampaikan bahwa; sebagai sebuah institusi pendidikan tinggi tentu saja Unika Soegijapranata terbuka dan merespon secara proaktif perkembangan standarisasi sebagai sebuah bidang kajian baru, walaupun sebenarnya standards telah banyak dipelajari di seluruh program studi di Unika khususnya dalam konteks Penjaminan Mutu dan Regulasi. Di samping itu beberapa mata kuliah yang menyangkut keamanan pangan banyak menyentuh aspek standards, seperti SNI, Standard Codex Alimentarius Commission hingga yang kontroversial seperti “private standards” yang diimpose oleh korporasi agribisnis multinasional kepada petani lokal.

    Demikian juga bagi Unika Soegijapranata bahwa kehadiran lembaga formal ditingkat nasional, seperti BSN menunjukkan nilai strategis “standards” atau standarisasi. Lebih jauh lagi universitas tentunya juga terpanggil untuk secara kritis memperdebatkan dan mengkaji dalam sistem inovasi tentang peran standards dalam perdagangan bebas.

    Dalam kuliah umum yang disampaikan oleh Kepala Badan Standarisasi Nasional Dr. Ir. Bambang Setiadi,MS, dengan tema Globalisasi dan Standarisasi mengungkapkan dengan jelas bahwa standar adalah sarana utama suatu bangsa untuk menghargai “mutu” bukan harga suatu barang. Dan ada 13 megatrends salah satunya adalah standarisasi. Era globalisasi menuntut semua produk yang dihasilkan oleh negara harus terstandarisasi dengan kajian secara kontinu dan terukur melalui akreditasi, demikian juga berlaku pada dunia pendidikan dan lingkungan. Dimungkinkan standard membantu secara langsung dalam dunia bisnis, mengapa? Standard merupakan penghubung penting rantai pasokan secara global, menuju ke akses pasar. Secara rinci standard dapat mengurangi hambatan secara teknis perdagangan baik jasa maupun produk antar negara.

    Menurut humas Unika Soegijapranata, Antonius Juang Saksono Unika adalah satu-satunya perguruan tinggi penerima penghargaan SNI di Indonesia menjadikan dirinya mampu menjawab tantangan transformasi pendidikan dengan memunculkan isu-isu globalisasi ke kurikulum dan pengajaran yang sistematis.

Sumber: Warta Soepra Online
http://www.unika.ac.id/warta/15122010.htm




­