Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Konversi Tersendat, 220 KL Mitan Subsidi Tersedot

  • Kamis, 16 September 2010
  • 1050 kali
Kliping Berita

MADIUN – Program konversi minyak tanah (mitan) ke elpiji tersendat di Kabupaten Madiun. Akibatnya, PT Pertamina (Persero) Rayon V Madiun masih harus mendistribusikan 220 kiloliter (KL) mitan bersubsidi setiap bulannya.

Sales Representative Retail PT Pertamina (Persero) Wilayah V Madiun Fanda Chrismianto mengatakan, pendistribusian 220 KL mitan per bulan atau 10 KL per hari (pada hari kerja, red) dikirim ke tiga wilayah kecamatan Dolopo, Kebonsari, dan Geger.

’’Sesuai data, hingga September kita masih mendistribusikan minyak tanah bersubsidi untuk tiga kecamatan itu (Dolopo, Kebonsari, dan Geger) sebanyak 210 kilo liter setiap bulannya. Sedangkan untuk nonsubsidi hanya sekitar 5 persennya (dari 210 KL, red) per bulan,” terang Fanda Chrismianto, Rabu (15/9).

Namun dia tak bisa menerangkan terkait mengapa hingga sampai saat ini masih ada warga yang menggunakan kompor mitan hingga menyedot subsidi mitan cukup besar. Dia beralasan tak punya kewenangan. Pertamina Madiun hanya bertugas mendistribusikan barang bersubsidi itu sesuai permintaan pemerintah.

Kabag Humas Pemkab Madiun Drs Mardi’i MP yang dihubungi terpisah malah terkejut saat ditanya soal belum tuntasnya program konversi mitan ke elpiji. Dia mengakui program konversi mitan ke gas elpiji di Kab Madiun memang pernah tersendat di wilayah Kec Jiwan. Namun itu sudah bisa diselesaikan sekitar enam bulan lalu. ’’Kalau ternyata ada informasi seperti itu, saya belum tahu. Sebaiknya tanya ke Pertamina yang mendistribusikan tabung dan kompornya,” terang Mardi’i.

Sales Representative Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE) Pertamina Region IV wilayah Kediri-Madiun, Imam Ashari, tak mengelak tentang tersendatnya program konversi mitan ke elpiji di Kab Madiun. Namun dia tak menjelaskan secara rinci. Dia juga enggan menyebutkan masih berapa banyak warga yang belum beralih dari mitan ke elpiji di tiga Kecamatan Dolopo, Kebonsari, dan Geger.

Dia hanya menyebutkan selama menghadapi Lebaran ini, pendistribusian dihentikan untuk sementara waktu dan akan dilanjutkan setelah Lebaran. ’’Di tiga kecamatan (Dolopo, Kebonsari, Geger) itu sebenarnya sudah dilakukan (pendistribusian) secara bertahap, kira-kira sekarang sudah sampai 80 persen. Pendistribusian Agustus-September tak ada kendala, tapi libur Lebaran kita istirahat dan dilanjutkan lagi setelah hari raya.”

SPBE Pertamina, menurut dia, masih perlu mengumpulkan administrasi dan pengecekan ulang kompor dan tabung gas elpiji subsidi (3 kg) untuk memastikan sudah ber-Standar Nasional Indonesia (SNI) sebelum didistribusikan ke masyarakat. Swd

Sumber : Surabaya Post Online, Kamis 16 September 2010
Link : http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=2bc8e04525867c42dccf5bc674c2e884&jenis=1679091c5a880faf6fb5e6087eb1b2dc



­