Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Memeriahkan Lab Indonesia 2024, BSN Sosialisasikan Panduan Pemilihan dan Penggunaan Bahan Acuan untuk Pengukuran/Pengujian Kimia

  • Senin, 29 April 2024
  • Humas BSN
  • 402 kali

Badan Standardisasi Nasional (BSN) melalui Deputi Bidang Standar Nasional Satuan Ukuran (SNSU) sebagai Lembaga Metrologi Nasional (National Metrology Institute-NMI) Indonesia, terus mengupayakan penyediaan Certified Reference Materials (CRM) atau Bahan Acuan Bersertifikat (BAS) untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri pada sektor lingkungan dan pangan. Pada gelaran Pameran Lab Indonesia 2024, di Jakarta Convention Center, Jumat (26/04/2024), SNSU BSN me-launching 5 produk bahan acuan bersertifikat, yang menjadi perwujudan komitmen BSN untuk mendukung perkembangan pengukuran di bidang kimia di Indonesia.  

Dalam kesempatan yang sama, BSN melalui Laboratorium Kimia - Direktorat SNSU Termoelektrik dan Kimia  menyelenggarakan Sosialisasi Panduan Pemilihan dan Penggunaan Bahan Acuan untuk Pengukuran/Pengujian Kimia. Bahan Acuan (BA) merupakan sarana (tool) penting dalam merealisasikan sejumlah aspek mutu pengujian dan digunakan untuk tujuan validasi metode, kalibrasi, estimasi ketidakpastian pengujian, pelatihan, kendali mutu internal (QC) serta jaminan mutu internal (QA).

Penggunaan BAS maupun BA merupakan salah satu sarana yang dapat dilakukan oleh laboratorium pengujian dan laboratorium kalibrasi dalam upaya pemastian keabsahan hasil pengukuran, serta untuk menjamin bahwa rantai ketertelusuran yang dibangun ke Sistem Satuan Internasional (SI) tidak terputus. Selain itu, salah satu faktor kunci yang berpengaruh pada kemampuan laboratorium untuk menghasilkan data uji yang handal adalah ketersediaan bahan acuan dengan nilai yang tersertifikasi yang dapat dijadikan pegangan para penggunanya.

"Saat ini, hampir seluruh BAS dan BA yang dibutuhkan oleh laboratorium pengujian dan kalibrasi di Indonesia masih diimpor dari luar negeri," ungkap Ketua Tim Kerja Laboratorium Kimia SNSU BSN, Dyah Styarini.

Padahal kebutuhan BAS dan BA di Indonesia sangat besar mengingat terdapat lebih dari 1.300 laboratorium pengujian di Indonesia yang membutuhkan untuk menjamin ketertelusuran serta validitas hasil pengukurannya.

Berdasarkan hasil survei kebutuhan ketertelusuran pengukuran kimia di lingkup lingkungan dan pangan yang pernah diselenggarakan SNSU BSN pada tahun 2019 dan 2023, menunjukkan bahwa kebutuhan BAS dan BA di Indonesia sangat besar, mencakup lingkup parameter serta matriks yang sangat luas dan beragam. Dyah dalam paparannya juga menjelaskan terkait jenis bahan acuan, klasifikasi bahan acuan, kategori nilai sifat bahan acuan, ketertelusuran bahan acuan, ketersediaan bahan acuan, pemilihan bahan acuan, penggunaan bahan acuan, hingga pembuatan bahan kendali mutu.

"Keberhasilan penerapan metode yang valid tergantung pada penggunaannya yang tepat, baik yang berkaitan dengan keterampilan operator dan kesesuaian peralatan, reagen, dan standar," jelas Dyah.

Selain itu, Bahan acuan dapat digunakan untuk pelatihan, untuk memeriksa metode yang jarang digunakan dan untuk pemecahan masalah ketika hasil yang tidak terduga diperoleh.

Di masa mendatang, BSN akan terus berkomitmen untuk menyediakan bahan acuan bersertifikat di Indonesia untuk mendukung kemajuan dan kedaulatan pengukuran di bidang kimia. (dnh)

 

Galeri Foto: Memeriahkan Lab Indonesia 2024, BSN Sosialisasikan Panduan Pemilihan dan Penggunaan Bahan Acuan untuk Pengukuran/Pengujian Kimia

 

 




­