Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

ACFTA bisa dihentikan

  • Jumat, 08 April 2011
  • 1264 kali
Kliping Berita

Indonesia tetap komit dalam perdagangan bebas Asean-China

JAKARTA Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan Pemerintah Indonesia bisa meminta kepada China untuk menghentikan kesepakatann perdagangan bebas Asean-China. "terutama untuk lima sektor industri yang mengalami defisit pascaditerapkannya Asean China Free Trade Agreement itu mulai 1 Januari 2010.

Hatta mengatakan pemerintah mengutus Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu untuk membuat perdagangan kembali seimbang dengan China untuk lima sektor industri yang diindikasimengalami ketidakadilan dalam kerja sama perdagangan tersebut. "Maka tugas Mendag adalah membicarakan itu. Jadi bukan dalam konteks mengkaji. Tapi kita bilang, looks kenapa saya (Indonesial defisit sama Anda (China], dan kecenderungan defisitnya melebar. Saya [Indonesia] minta dihentikan dulu.

Mari kita bicara bagaimana ini supaya jadi balance," kau Hatta menjawab pertanyaan wartawan di Istana Presiden kemarin. Namun, kata Hatta, meski ada industri yang mengalami defisit perdagangan, Indonesia akan tetap berkomitmen dalam perdagangan bebas Asean-China. Menurut dia, Indonesia akan menjalankan komitmen yang sudah menjadi kesepakatan dengan Asean dan China. Namun, mengingat terjadi ketidakseimbangan perdagangan atas sejumlah produk, pemerintah akan membenahinya sehingga menjadi seimbang.

"[Indonesia] tidak [akan mundur dari ACFTA]," kata Hatta. Dia mengatakan sejak ACFTA diterapkan, ada beberapa produk yang tidak seimbang, seperti baja. Seperti diketahui dari hasil survei Kementerian Perindustrian menunjukkan lima sektor industri terpukul oleh implementasi perjanjian ACFTA, karena kalah bersaing dengan produk China. Kemenperin juga menemukan indikasi tindakan dumping pada 38 produk yang diimpor dari China melalui skema ACFTA. Survei Kemenperin mengungkapkan pemberlakuan ACFTA menekan kinerja lima sektor industri yang diteliti, yakni elektronik, furnitur, logam dan produk logam, permesinan, serta tekstil dan produk tekstil.

Atas hasil monitoring itu. Kementerian Perdagangan akan mengevaluasi perjanjian perdagangan bebas Asean China me-nyusul hasil survei Kementerian Perindustrian mengindikasikan adanya ketidakadilan dalam kerja sama perdagangan ini. Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu mengatakan ada beberapa hal yang perlu dibenahi khususnya perjanjian perdagangannya untuk menciptakan persaingan perdagangan yang lebih adil.

Lima sektor

Menurut dia, dari hasil riset Kementerian Perindustrian menunjukkan realisasi ACFTA sangat memukul lima sektor industri yaitu makanan dan minuman, mainan anak, elektronik, tekstil dan produk tekstil, dan sepatu. "Ada beberapa hal yang akan kami evaluasi terkait dampak ACFTA. Diperlukan perbaikan untuk menciptakan persaingan perdagangan yang lebih adil," katanya [Bisnis, 7 April).

Mendag menilai perlu dilaku-kan pengetatan terhadap produk impor tertentu yang dapat membahayakan kelangsungan produk dalam negeri khususnya melalui standar nasional Indonesia (SNI). Selain itu, upaya pengawasan lainnya dengan labeling oleh Indonesia baik untuk produk makanan dan nonmakanan termasuk pengenaan bea masuk antidumping dan tindakan pengamanan untuk produk impor yang meningkat secara signifikan.

Tentunya kami akan melakukan pengetatan masalah SNI dan labeling baik untuk produk makanan dan nonmakanan," ujarnya. Sebelumnya, kelima produk impor yang dikenakan bea masuk tindakan pengamanan itu adalah produk tali kawat baja, produk tali kawat baja, produk kawat seng, produk kawat bind-rat dan produk kain tenun dari kapas.  (NATALINA KASIH WASIYATI/ MARIA Y. BENYAMIN) (irsad.sali@bisnis.co.idMindn.siUtonga@bisnis.coM)

Sumber : Bisnis Indonesia, Jumat 8 April 2011. Hal. 5




­