Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Produsen Alas Kaki Hanya Minta 1 SNI

  • Jumat, 08 April 2011
  • 2739 kali
Kliping Berita

JAKARTA – Produsen alas kaki nasional meminta pemerintah hanya menerapkan satu Standar Nasional Indonesia (SNI) wajib yang seragam. Rencana pemerintah membuat sejumlah SNI untuk berbagai kategori alas kaki pun diminta dibatalkan.

Ketua Umum Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Eddy Widjanarko mengatakan, pemerintah saat ini sedang merancang sejumlah SNI untuk alas kaki yang penerapannya tergantung kategori dan jenisnya. SNI tersebut antara lain dikategorikan untuk alas kaki untuk wanita, laki-laki, dan anak-anak.

“Hanya saja, untuk memenuhi permintaan ekspor, penerapan SNI yang berbeda-beda tersebut ridak berlaku karena semuanya sangat ditentukan oleh pembeli (prinsipal/buyer),” ujar Eddy di Jakarta, Kamis.

Kerena itu, rencana penerbitan beragam SNI itu justru akan menyulitkan produsen alas kaki di Tanah Air karena setiap desain model produk harus menyesuaikan dengan SNI yang ada. Padahal, Produk yang dihasilkan selalu menciptakan tingkat kenyamanan berbeda.

Menurut dia, selama ini SNI untuk alas kaki hanya satu, yakni untuk sepatu yang menjamin keselamatan pemakainya. Karena itu, produsen minta SNI wajib yang telah berlaku disempurnakan dan berlaku untuk semua jenis produk alas kaki yang berbeda-beda.

Sampai saat ini, pemerintah masih menarik ulur kebijakan tersebut, walaupun penerapan SNI untuk alas kaki sebenarnya kurang diperlukan. “Beberapa priodusen menganggap SNI tidak terlalu penting karena produk yang diekspor kualitasnya ditentukan oleh importirnya,” katanya. Namun ketika dihubungi terpisah, Direktur Industri Tekstil dan Aneka Kementerian Perindustrian Budi Irmawan justru mendukung keinginan dari Aprisindo. SNI untuk sepatu hanya diberikan pemerintah untuk sepatu keselamatan saja.

“Pemerintah tidak akan memberikan SNI untuk sepatu model lain karena kenyamanan bersepatu tidak bisa dibatasi,” tutur dia.

Eddy melanjutkan, impor alas kaki tahun 2010 melonjak 300% dibandingkan 2008. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, impor alas kaki dari Tiongkok pada Januari 2011 mencapai US$ 6,69 juta dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya US$ 3,4 juta. Secara keseluruhan, alas kaki impor dari berbagai negara yang masuk ke Tanah Air mencapai US$ 11,01 juta, atau naik 57% dibandingkan Januari 2010 sebesar US$ 7,03 juta.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Aprisindo Dadan Soedono menuturkan, pihaknya aktif memberikan penyuluhan kepada anggota guna memenuhi kepatuhan pajak. Hal itu dilakukan melalui gathering anggota Aprisindo yang menghadirkan praktisi konsultan pajak.

“Saat ini, industri alas kaki sedang naik daun karena permintaannya terus naik. Kondisi ini jangan sampai dikotori oleh tuduhan tidak patuh pajak dan demi ketenangan berusaha,” kata Dadang saat dihubungi usai gathering Aprisindo tentang Perpajakan di Jakarta, kemarin. (eme)

Sumber : InvestorDaily, Jumat 8 April 2011. Hal. 8




­