Kliping Berita

JAKARTA: Pemerintah menargetkan pembahasan standar nasional Indonesia fortifikasi vitamin A untuk minyak goreng tuntas pada tahun ini kendati masih dipersoalkan industri.

Anggota Panitia Penyusunan SNI dari Kementerian Perindustrian Djoko Setyono mengatakan draf rancangan SNI Fortifikasi Vitamin A untuk minyak goreng dari Kemenperin akan diajukan kepada Badan Standardisasi Nasional (BSN) pekan ini.

Menurut dia, keputusan tentang SNI fortifikasi vitamin A pada minyak goreng ditargetkan bisa keluar tahun ini.

“Kami sudah ajukan rancangan SNI-nya kepada BSN. Keputusan SNI baru bisa keluar tahun ini,” jelasnya hari ini.

Djoko menjelaskan penambahan atau fortifikasi vitamin A pada minyak goreng bertujuan untuk meningkatkan gizi masyarakat, selain untuk mendorong diversifikasi produk minyak goreng sawit.
Penerbitan SNI untuk penambahan vitamin A tersebut, tuturnya, tetap mengacu pada SNI wajib yang sudah diterapkan saat ini.

Hanya saja, tuturnya, penerapan SNI baru tersebut diakui bisa menimbulkan biaya baru bagi produsen minyak goreng sehingga bisa menjadikan harga minyak goreng di konsumen naik.

Apalagi, tuturnya, hingga saat ini bahan vitamin A yang akan ditambahkan masih diperoleh secara impor.

Akademisi Institut Pertanian Bogor Drajat Martianto mengungkapkan fortifikasi akan menaikkan harga sebesar 0,36% dari harga minyak goreng saat ini.

Apabila ditambahkan dengan biaya lain, seperti tenaga kerja, listrik, dan pengujian, kenaikan harga mencapai 0,5% atau sekitar Rp50 per kg dengan asumsi harga minyak goreng Rp9.000 per kg.

Dia juga mengatakan dengan kandungan betakaroten yang cukup tinggi pada kelapa sawit, sebenarnya fortifikasi vitamin A tidak perlu dilakukan.

Biaya teknologi untuk mempetahankan betakaroten dalam minyak goreng juga dinilai relative mahal. “Konsumen juga lebih suka minyak goreng bening,” katanya.(hl)

Sumber : Bisnis Indonesia, Kamis 17 Maret 2011. Hal. 9