Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Warga masih Bingung Gunakan Elpiji

  • Kamis, 15 Juli 2010
  • 1022 kali
Kliping Berita

Kurangnya sosialisasi penggunaan elpiji menjadi faktor seringnya terjadi ledakan.

AKIBAT seringnya terjadi ledakan gas dan kurangnya pemahaman tentang aksesori tabung gas, sebagian warga mengaku cemas untuk menggunakan elpiji. Karena itu, mereka memilih jalan aman, yakni kembali ke kompor minyak tanah atau kayu bakar.

"Daripada bingung dan selalu dibayangi ketakutan, lebih baik kembali ke kompor minyak tanah atau sekalian kayu bakar. Pikiran jadi tenang," kata Oman, 57, warga Kampung Kepu, Desa Karangpawitan, Karawang Barat, Jawa Barat, kemarin. Menurutnya, -pada awalnya keluarga senang menggunakan gas elpiji 3 kg karena praktis. Namun, setelah banyaknya gas yang meledak dan menimbulkan korban, keluarganya memilih meninggalkan elpiji.

Pengakuan senada disampaikan warga di Desa Lamaran, Karawang Timur. Bahkan mereka mengaku cemas karena sampai saat ini belum ada sosialisasi tentang cara aman menggunakan gas. "Di TV memang sering lihat dan dengar. Namun, yang mana regulator, rubber seal, termasuk tabung yang asli dan palsu, warga enggak tahu," kata Asep. "Sampai sekarang belum ada sosialisasi. Pak."

Staf Dinas Perdagangan Pertambangan dan Energi Kabupaten Karawang, Suharto, mengakui sosialisasi memang belum berjalan efektif. "Namun, pengawasannya sudah sampai ke tingkat pengecer. Kami berharap sosialisasi ke masyarakat bisa melalui pengecer," ujarnya. Persoalan minimnya sosialisasi juga terjadi di Bandung Raya. Oleh karena itu, Pemerintah Kota Cimahi telah menyosialisasikan penggunaan tabung dan kompor gas kepada puluhan kader PKK. Selain itu, peserta dibekali cara mengenali tabung dan perangkat elpiji yang sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI).

"Kami menggandeng Hiswana Migas dan Pertamina yang kebetulan memiliki program serupa. Sebab, ternyata banyak masyarakat yang tidak tahu cara penggunaan kompor gas secara benar," ujar Kepala Bagian Administrasi Ekonomi Kota Cimahi Endang Hidayat, kemarin.

Pemerintah Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, pun melakukan hal serupa untuk mencegah gas elpiji meledak. Caranya, pemkab meminta brosur tata cara pemakaian elpiji 3 kg kepada Pertamina untuk diserahkan ke setiap desa di kabupaten setempat.

Sementara itu, korban elpiji 3 kg terus bertambah. Kemarin, Darsa, 74, warga Kelurahan Pasirkareumbi, Subang, Jawa Barat, menderita luka bakar akibat tabung gas 3 kg miliknya tiba-tiba mengeluarkan api dari siang regulator saat hendak digunakan. (Tim/X-5)

firman_saragih@mediaindonesia.com

Sumber : Media Indonesia, Kamis 15 Juli 2010, hal. 12.





­