Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Bahagia dan Bangga atas diperolehnya SNI Award

  • Kamis, 06 Desember 2007
  • 2106 kali
PT. Muliaglass-Float Division, Bekasi dan PT. Gunung Subur, Karanganyar berhasil memperoleh anugerah SNI Award 2007 dari pemerintah yang dalam hal ini diwakili oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN). Sebagai salah satu pemenang, PT. Muliaglass-Float Division merasa bahagia dan bangga atas perolehan anugerah ini. Kebanggaan ini merupakan cerminan atas upaya yang sangat keras dan konsisten dari PT. Muliaglass yang selama ini mampu mempertahankan mutu dalam kegiatan produksi dan pengelolaan sumber daya manusianya.


SNI Award 2007, menjadi topik  Iptek Voice yang diselenggarakan di Kantor Kementerian Ristek pada 6 Desember 2007. Program ini merupakan acara rutin dari RRI Pro 2 FM yang siarannya ditayangkan setiap hari Selasa dan Kamis.  Pada kesempatan kali ini, yang menjadi pembicara adalah Deputi Bidang Penelitian dan Kerjasama Standardisasi BSN, Ir. Nurasiah S. Samhudi, Direktur PT.
Muliaglass, Johan Darmawan, serta Laboratorium Service Senior Manager PT. Muliaglass, Harry Kusbini.

Sebagai perusahaan besar yang setiap harinya mampu memproduksi kaca lembaran (float glass) sebanyak 1.700 ton, yang mana 60% dari total produksinya diekspor ke mancanegara seperti Kanada, Amerika, Brazil, Australia, dan beberapa negara di Timur Tengah, Eropa dan Asia,  PT. Muliaglass berupaya keras untuk mempertahankan mutu produk sehingga dapat memenuhi persyaratan-persyaratan yang ditetapkan oleh negara tujuan ekspor.


Tidak mengherankan bila kemudian, mutu menjadi bagian hidup atau filosofi perusahaan yang memiliki karyawan hampir 2.600 orang ini. Penekanan terhadap mutu juga ditunjukkan oleh perusahaan dengan menerapkan dan mencatumkan tanda SNI pada setiap tag name produk kaca lembaran. Adanya tanda SNI ini membuat para importir dari mancanegara dapat mengetahui bahwa di Indonesia juga telah memiliki dan mengembangkan satu sistem mutu nasional yakni Standar Nasional Indonesia (SNI).

Ir. Nurasiah berpendapat apa yang telah diterapkan oleh PT. Muliaglass ini setidaknya dapat diikuti pula oleh industri lain karena berdasarkan pengalaman itu, PT. Muliaglass sangat merasakan manfaatnya dari menerapkan SNI. Namun, tidak dimungkiri bahwa dilihat dari efektifitasnya, menurut Ir. Nurasiah, tingkat awarness para industri di Indonesia terhadap standardisasi masih kurang. Industri/Usaha Kecil dan Menengah, sebagian besar masih merasa berat untuk menerapkan SNI.

Persoalan yang dihadapi oleh UKM ini diduga karena  minimnya expert/ahli untuk standardisasi serta teknologi yang dimiliki. Untuk mengatasi persoalan ini, BSN yang telah diamanahkan oleh pemerintah untuk mengembangkan standardisasi, meluncurkan program pemberian insentif  kepada UKM dengan harapan UKM dapat dibina sehingga akan aware terhadap standardisasi.
 Selain itu, melalui bantuan Uni Eropa yang diberikan kepada BSN, BSN membuka pula konseling standardisasi untuk UKM. Program ini baru berjalan pada tahun 2008. (dnw/humas)



­