Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Ribuan Tabung Rawan Meledak

  • Kamis, 17 Juni 2010
  • 2090 kali

Kliping Berita

BEKASI - Duh, Kota Bekasi jadi pusat penyuntikan tabung gas ilegal. Ribuan tabung gas berukuran 3 kg, 12 kg, dan 50 kg, jadi sasaran para pencuri gas dari tabung ke tabung. Dampaknya setiap hari ada ratusan tabung gas yang rusak dan rawan bocor hingga menyebabkan ledakan.

Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Mabes Polri menyatakan meski kualitas tabung gas yang saat ini beredar masih memenuhi standar, tapi ulah nakal para penyuntik gas illegal dengan alat sembarangan menyebabkan, kepala tabung menjadi mudah rusak. Sehingga, saat dipakai warga tiba-tiba bocor dan memicu ledakan.

“Penyebab ledakan lebih banyak karena kebocoran yang disebabkan tindakan penyuntikan,” ujar Direktur Direktorat V Tindak Pidana Tertentu (Dir V Tipiter) Mabes Polri Brigjen Pol Suhardi Alius. Di Kota Bekasi, kata Alius, kejadian ledakan tabung gas yang bocor cukup menonjol.

Polri mencatat telah terjadi lima kali ledakan tabung gas di kota yang baru menyabet Piala Adipura 2010 ini. “Kota Bekasi menonjol disebabkan maraknya praktik penyuntikan tabung gas. Dibuktikan dengan penggerebekan di Bantargebang,” katanya, kemarin.

Cara penyuntikan gas dari tabung ke tabung yang dilakukan para pelaku terbilang sederhana. Modalnya cukup selang stainlis berukuran lima cm. Selang itu diisi benda semacam paku di dalamnya. Lalu, ditancapkan di kepala tabung gas yang akan diisi. Sementara ujung selang besi lainnya ditindihkan ke sumber tabung gas elpiji yang gasnya akan dikurangi. Tidak kurang dari satu menit, proses penyuntikan selesai. (lihat grafis)

Akibat penyuntikan illegal tersebut, tabung gas akan rusak. Kerusakan tampak dari ujung kepala tabung hingga pentil tabung yang amblas ke dalam. Sehingga, saat dipakai warga tiba-tiba gas dalam tabung bocor dan memicu ledakan.

Yang paling marak terjadi kerusakan yang diduga karena penyuntikan adalah tabung gas 3 kg. Sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Elpiji (SPBE) mengakui setiap hari ada ratusan tabung gas subsidi yang diketahui rusak dan tidak layak pakai.

SPBE PT. Surya Alam di Jalan Raya Pekayon-Jatiasih, misalnya, terungkap dari awal tahun 2010 hingga saat ini, terdapat 2.000 tabung gas rusak yang teronggok di sekitar SPBE tersebut. ’’Sehari bisa 50 sampai 100 tabung 3 kg yang rusak yang ditukar agen ke sini,’’ cetus Hendri Yulianto, petugas operator. Dalam sehari Surya Alam mampu mengisi 1.400 tabung gas elpiji 3 kg.

Di tempat terpisah, SPBE Bumindo Gas di Bintara Jaya, Bekasi Barat, mengaku, setiap hari menukar 500 tabung gas elpiji 3 kg ke Depo Pertamina Plumpang, Jakarta. Hal itu disampaikan penanggungjawab pengisian gas Purwanto, saat ditemui kemarin. Dia menyebut kategori tabung rusak itu antara lain, penyok, cat memudar, berkarat, dan bocor.

Direktur Utama PT. Pertamina Karen Agustiawan tidak memungkiri maraknya tabung gas illegal yang disebutnya tak berstandar SNI beredar di masyarakat. Nah, tabung tak ber-SNI itulah yang kini ikut ‘bergentayangan’ dengan 40 juta tabung gas subsisi 3 kg. “Tidak ada yang palsu, tetapi kalau tabung yang tidak berstandar SNI mungkin ada,” terang Karen dua hari ini di Bekasi Utara saat menyerahkan bantuan korban ledakan gas.

Karen juga menuding kebocoran tabung disebabkan selang dan regulator yang bermasalah. Karena itu, Pertamina berencana akan mengambil alih, pembuatan aksesoris, seperti selang, karet dan regulator, yang selama ini diproduksi swasta. “Kita akan ambil alih pembuatan selang regulator,” cetusnya.

Pertamina juga meminta masyarakat mengembalikan tabung gas elpiji 3 kg yang tidak layak. Ciri tabung rusak, antara lain penyok, berkarat, cat memudar serta tidak ada tahun pembuatannya. Namun, Pertamina tidak menyebutkan ke mana warga mengembalikan tabung gas bersubsidi yang rusak itu.

Sementara, informasi terkait tabung gas layak atau rusak di sejumlah pengecer gas elpiji masih minim. Bagus Riyanto, pengecer gas LPJ di Bintara 14, Bekasi Barat mengaku hanya melihat kelayakan tabung gas dari ada atau tidaknya segel. “Kalau segelnya masih bagus, kita terima saja. Sedangkan ciri tabung gas yang tidak layak, saya tidak tau,” katanya. (haj)

Sumber : Radar Bekasi, Kamis 17 Juni 2010.
Link : http://radar-bekasi.com/index.php?mib=berita.detail&id=58876




­