Kliping berita :

JAKARTA (SI) – Pemerintah didesak untuk memublikasikan daftar merek produk yang tidak sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI).

Dengan adanya daftar tersebut, dapat memudahkan pengusaha ritel melakukan pengawasan. Director of Corporate Affairs PT Carrefour Indonesia Irawan Kadarman mengatakan,selama ini informasi yang disampaikan pemerintah hanya berupa data dari produkproduk yang sudah memiliki SNI. Menurut Irawan, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) sudah meminta kepada anggotanya agar tidak mengedarkan produk- produk yang diduga tak sesuai standar.“Aprindo sudah meminta kami untuk tidak mengedarkan merek-merek tersebut,”ujarnya di Jakarta,kemarin. Menanggapi hal tersebut,Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Subagyo mengatakan, pihaknya akan menindaklanjuti permintaan tersebut.

“Awalnya kami sampaikan dulu (merek-merek) tersebut melalui media.Dan pengusaha ritel juga harus memperhatikan pemasok dan tanda SNI pada produk,”ungkapnya. Dirjen Industri Logam,Mesin, Tekstil, dan Aneka Kemenperin Ansari Bukhari menjelaskan, saat ini sebanyak 16 pabrik selang gas, 50 produsen tabung gas, dan kurang dari 16 pabrik regulator gas yang telah memiliki sertifikasi SNI.“Tak boleh menjual ke masyarakat yang tak ber-SNI,”ujarnya. Di sisi lain, Kepala badan Standardisasi Nasional Bambang Setiadi mengatakan, selama ini konsumen kurang teliti dalam menggunakan tabung gas dan aksesorinya sehingga terjadi kecelakaan.

“ Jadi, ketika dapat selang gratis dalam program konversi minyak tanah, ada konsumen yang langsung memakainya walau tidak bisa dipasang.Diganti saja dengan karet,”paparnya. Namun dia mengatakan,perilaku tersebut justru tidak ditemui di Bali. Dari hasil pemantauan yang dilakukan oleh BSN, sejauh ini di Bali belum ada laporan kebakaran gas akibat aksesori tabung yang tidak memenuhi standar. (sandra karina)

Sumber :
Seputar Indonesia.com
Selasa, 15 Juni 2010

URL:
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/331345/