Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Mengelola Pendakian Gunung Secara Berkelanjutan dengan SNI

  • Jumat, 13 Oktober 2023
  • Humas BSN
  • 1428 kali

Indonesia dikenal sebagai ring of fire atau cincin api. Negara ini memiliki 629 gunung, 129 gunung api status aktif atau 13% dari jumlah di dunia. Hampir di setiap pulau besar Indonesia memiliki gunung. Di Pulau Jawa sendiri terdapat 52 gunung.

Gunung banyak membawa manfaat bagi masyarakat diantaranya sumber mata air, sumber keanekaragaman hayati, sumber kesuburan untuk produk pertanian, kehutanan dan perkebunan. Dapat dikatakan keberadaan gunung menjadi sumber kehidaupan dan penghidupan. Termasuk juga gunung menjadi salah satu tempat favorit untuk wisata mendaki dan berkemah karena menyediakan pemandangan yang indah, udara sejuk, dan sekadar penyegaran.

Kondisi tersebut yang menjadi salah satu alasan, Badan Standardisasi Nasional (BSN) mengembangkan SNI 8748:2019 tentang Pengelolaan Pendakian Gunung (PPG). Standar Nasional Indonesia (SNI) ini disusun sebagai acuan para pihak dalam hal pengelolaan pendakian gunung dalam rangka mendukung pariwisata alam yang berkelanjutan. Minimal ada tiga manfaat jika menerapkan SNI ini, menjaga kelestarian alam (hayati), meningkatkan keamanan dan keselamatan pendaki, serta meningkatkan peran serta masyarakat sekitar.

Untuk melihat salah satu role model pengelolaan gunung yang berkelanjutan, Kepala BSN, Kukuh S. Achmad melakukan kunjungan ke Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (Balai Besar TNGGP) dan melakukan pendakian pada Rabu (11/10/2023). Naik dari jalur Cibodas, berkemah di Kandang Badak, Summit di Puncak Gunung Gede (2958 mdpl) dan turun melalui jalur Gunung Putri pada Kamis (12/10/2023). Total waktu pendakian sekitar 11 km dan 16 jam.

“Dipilihnya TNGPP karena salah satu tujuan wisata pendakian yang paling ramai di Indonesia dengan 160 ribu per tahun dan pernah didampingi oleh BSN untuk menerapkan SNI 8013:2014 tentang Pengelolaan Pariwisata Alam pada tahun 2021, sehingga nanti diharapkan bisa lanjut untuk menerapkan dan sertifikasi SNI PPG,” terang Kukuh S. Achmad saat diskusi dengan Kepala Bidang Teknis Konservasi TNGGP, Agus Yulianto.

Mengenai TNGGP, ada ungkapan naturalis “If paradise still exists on earth, Tjibodas must have been part of it” Dr. F. W. Went (1945) dalam tulisannya mengenai Taman Bukit Atas Cibodas yang berjudul A Naturalist’s Paradise seri The Cibodas Biological Station and Forest Reserve.

Keberadaan gunung pun juga tak lepas dari sejarah nenek moyang dan perjuangan pada masa revolusi. Nenek moyang dulu, umumnya mendirikan tempat suci dan tempat ibadah di gunung. Tokoh pahlawan, Jenderal Besar Soedirman pun menjadikan gunung (Gunung Wilis dan Gunung Kombang) menjadi basecamp perjuangan gerilya. (Haryanto)

 

Galeri Foto: Mengelola Pendakian Gunung Secara Berkelanjutan dengan SNI




­