Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

KAN Tingkatkan Kompetensi Laboratorium Melalui Pertemuan Teknis

  • Selasa, 24 September 2024
  • Humas BSN
  • 293 kali

Akreditasi merupakan bentuk pengakuan formal oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) atas kompetensi Lembaga Penilaian Kesesuaian (LPK). Dalam rangka membuka forum komunikasi publik layanan akreditasi LPK, Badan Standardisasi Nasional (BSN) melalui KAN melaksanakan Pertemuan Teknis Laboratorium, Penyelenggara Uji Profisiensi (PUP), dan Produsen Bahan Acuan (PBA) Tahun 2024 dengan mengangkat tema “Peningkatan Kompetensi Laboratorium Menuju Hari Esok dan Masa Depan melalui Penguatan dan Ketertelusuran Metrologis” pada Kamis (19/9/2024) di Badung, Bali.

“Laboratorium memiliki sekmentasi yang sangat luas. Secara khusus, untuk uji profisiensi maupun produsen bahan acuan masih perlu dikembangkan karena sangat banyak dibutuhkan untuk menunjang pembangunan di masa depan,” Ungkap Deputi Bidang Akredasi BSN selaku Sekretaris KAN, Wahyu Purbowasito saat memberikan sambutan.

Melalui pertemuan ini, ada beberapa persyaratan akreditasi KAN terbaru yang disampaikan dalam diskusi, seperti KAN U-01 Rev.2 – Syarat dan aturan akreditasi LPK; KAN U-08 Rev.2 – Kebijakan uji profisiensi; dan KAN U-02 Rev.2 Kategori temuan.

Untuk mendapatkan pengakuan dan keberterimaan internasional atas hasil penilaian kesesuain LPK, KAN telah mendapatkan pengakuan melalui Multilateral Recognition Agreements (MLA)/Mutual Recognition Arrangements (MRA) dari Asia Pacific Accreditation Cooperation (APAC). Hingga kini, KAN telah mengoperasikan 37 skema akreditasi. Dari 37 skema tersebut, 17 diantaranya telah mendapatkan pengakuan secara internasional melalui APAC. KAN baru saja mendapatkan evaluasi kembali dari APAC, yang diberikan oleh 13 orang evaluator dari berbagai negara, yang berlangsung selama 12 hari dalam kegiatan office evaluation maupun penyaksian lapangan pada 19 LPK di 8 kota di Indonesia pada Mei 2024.

Adapun, hingga Agustus 2024, KAN telah mengakreditasi 2.553 LPK. Diantaranya terdapat 1.445 Laboratorium Pengujian, 340 Laboratorium Kalibrasi, 83 Laboratorium Medik, 42 Penyelenggara Uji Profisiensi, dan 6 Penyedia Bahan Acuan.

 “Kegiatan pengujian akan mendorong kegiatan penilaian kesesuaian, baik untuk regulasi maupun yang berbasis SNI. BSN akan mendorong basis data untuk disinkronisasi dengan SNI maupun regulasi yang ada,” ungkap Wahyu.

Wahyu menambahkan bahwa BSN mendapatkan amanat untuk memfasilitasi UKM melalui SNI Bina-UMK lewat system Online Single Submission (OSS). Saat ini, UMK yang sudah mendapatkan tanda SNI Bina-UMK ada sekitar 800.000. Sedangkan, jumlah UMK yang ada di Indonesia ada sekitar 60 juta. Jumlah ini menjadi potensi pasar yang sangat luas, yang memerlukan perhatian laboratorium di seluruh Indonesia. “Melalui perbaikan sistem basis data, diharapankan talent pool asesor KAN di daerah dapat menjadi lebih baik, sehingga dapat memfasilitasi sertifikasi produk di daerah,” tambah Wahyu.

Untuk menunjukkan bahwa persyaratan khusus terkait produk, proses, sistem, personil, dan organisasi telah terpenuhi, BSN melalui KAN mengoperasikan penilaian kesesuaian di Indonesia sesuai dengan ISO/CASCO Toolbox. ISO CASCO Toolbox diakui sebagai prosedur penilaian kesesuaian dalam perjanjian organisasi perdagangan dunia tentang hambatan teknis perdagangan (TBT-WTO) dan menjadi dasar untuk saling menerima produk serta layanan mitra dagang dan menghindari hambatan yang tidak perlu dalam perdagangan.

Dalam kesempatan ini, Direktur Sistem dan Harmonisasi Akreditasi BSN, Sugeng Raharjo, menyampaian Kebijakan KAN tentang jaminan ketertelusuran metrologi dalam kegiatan Akreditasi Laboratorium (KAN U-06) dan perkembangannya. Sementara itu, Teknik Pengairan Ahli Muda Balai Teknik Pantai Dirjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR, Ma’ruf Hadi Sutanto turut berbagi pengalaman melakukan in-house calibration dan Internal Callibration. Selain itu, Metrolog Ahli Muda Deputi Standar Nasional Satuan Ukuran (SNSU) BSN, Heri Sutanto menyampaikan tata cara pelaksanaan in-house calibration dan/atau internal calibration untuk pengujian.

Pertemuan ini dihadiri oleh 200 perwakilan Laboratorium, Penyelenggara Uji Profisiensi, dan Produsen Bahan Acuan yang terakreditasi KAN di wilayah Indonesia Bagian Tengah. (Put)