Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Kunjungan Teknis (ISO Days) ke Wika Beton : Industri ini menerapkan 89 Standar

  • Jumat, 05 Juni 2015
  • 5560 kali

 

Sebagaimana telah diberitakan sebelumnya, ISO bekerjasama dengan Badan Standardisasi Nasional (BSN) menyelenggarakan “ISO Days” selama 3 hari (3-5 Juni 2015) di Jakarta. ISO Days melibatkan kurang lebih 100 peserta yang kegiatannya terdiri dari workshop, kunjungan teknis ke industri penerap SNI dan pelatihan. Maka, pada hari ke-dua (04/06/2015) peserta ISO Days melakukan kunjungan ke PT. Wika Beton di Karawang, Jawa Barat. 

Dipilihnya Wika Beton untuk kunjungan teknis, dilatarbelakangi bahwa industri ini telah terbukti menerapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) dan berkomitmen dalam pengembangan usahanya untuk mencapai hasil yang optimum sehingga pantas sebagai role model yang baik bagi industri lain sejenis. Selain itu, industri ini juga aktif pada National Mirror Committee untuk ISO/TC 71, Concrete, reinforced concrete and pre-stressed concrete. Juga aktif sebagai anggota Masyarakat Standardisasi Indonesia (Mastan). PT. Wika Beton diketahui anak perusahaan dari PT. Wijaya Karya yangmana PT. Wijaya Karya adalah penerima SNI Award Tahun 2008 untuk kategori Industri Besar Jasa.

 

 

Di hadapan peserta ISO Days yang juga dihadiri Sekjen ISO Rob Steele, Deputi Bidang Informasi dan Pemasyarakatan Standardisasi BSN Dewi Odjar Ratna Komala, Kepala Pusat Kerjasama Standardisasi BSN Erniningsih, serta Kepala Pusat Pendidikan dan Pemasyarakatan Standardisasi BSN Metrawinda Tunus, Direktur Operasi 1 PT Wika Beton, Tbk. Fery Hendriyanto bercerita bagaimana perusahaan ini menerapkan SNI, standar internasional serta partisipasinya di ISO.

 

 

PT Wijaya Karya Beton (WIKA BETON), sebagai salah satu anak perusahaan dari PT Wijaya Karya (Persero), Tbk (WIKA), merupakan bagian dari ekspansi perusahaan yang mengkhususkan diri dalam industri beton pracetak. Perusahaan dengan luas areal 10,4 hektar ini mulai berkonsentrasi pada industri beton pra-cetak pada tahun 1977 dengan mengembangkan panel beton pra-cetak untuk proyek perumahan bertingkat rendah. Sejak saat itu, WIKA bertekad untuk terus mengembangkan produk mereka untuk mengantisipasi rencana pembangunan dan proyek-proyek infrastruktur yang muncul. 

 

 

Sebagai industri yang berkomitmen menerapkan standar, WIKA Beton menerapkan 89 standar mulai dari segi operasional, keunggulan produk, sampai pada kedekatan dengan pelanggan. Pada segi operasional, standar dimulai dari sistem manajemen, raw material, proses produksi, metode testing, serta distribusi dan instalasi. Standar yang digunakan diantaranya ISO 10005 : 2005 Quality Management System Standard – Quality Plan; SNI 1155-2011 Kawat baja tanpa lapisan untuk konstruksi beton pratekan (PC Wire / KBjP); JIS A 5309 – 1992 Prestressed spun concrete poles; SNI 1974 – 2011 Cara uji kuat tekan beton dengan benda uji silinder; serta WB-PNJ-PS-04 Prosedur Pengiriman, Penyerahan Produk Beton dan/atau Jasa.

 



Pada sisi keunggulan produk, Wika Beton menggunakan standar mulai dari desain dan perencanaan; metode testing; hingga launching dan pemasarannya. Standar yang digunakan antara lain SNI 1726 – 2012 Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan gedung dan non gedung; SNI ASTM C136 – 2012 Metoda pengujian tentang analisa saringan agregat halus dan kasar; dan WB-PNJ-PS-01 Prosedur Penerbitan Dokumen Penawaran dan Surat Informasi Harga.

Sementara pada sisi kedekatan dengan pelanggan, PT Wika Beton menerapkan standar mulai dari sistem manajemen; manajemen hubungan pelanggan; pemasaran, penjualan, dan penanganan pengaduan pelanggan; serta layanan purna jual. Perusahaan ini menggunakan standar antara lain WB-PNJ-PS-02 Prosedur Negosiasi, Perolehan dan Kontrak; WB-PNJ-PS-05 Prosedur Penanganan Keluhan Pelanggan; dan WB-PMS-PS-01 Prosedur Riset Pasar. 

 

 

Dewi Odjar pada kesempatan itu mengatakan perusahaan ini dipilih untuk dikunjungi juga karena pernah menjadi objek penelitian BSN tentang “Kajian Keuntungan Ekonomis Penerapan SNI” pada November 2010 hingga Maret 2011. Penelitian dilaksanakan dengan metodologi ISO yang pernah diseminarkan di Indonesia pada tahun 2009. Seminar itu berjudul “The Impact of Standardization on the Economy” dengan pembicara salah satunya dari DIN (Badan Standardisasi Jerman). Seperti diketahui, ISO telah menerbitkan metodologi untuk menilai keuntungan ekonomi dari standard (Economic Benefits of Standards-EBS) di tahun 2010 serta mengajak beberapa negara untuk melakukan implementasi. Dan Indonesia menjadi negara terpilih untuk regional Asia Timur - Asia Tenggara bersama dengan Negara Singapura (SPRING), Thailand (TISI), dan Vietnam (STAMEQ).  

 

Sebagai informasi, hasil penelitian BSN menunjukkan bahwa penerapan SNI memberikan kontribusi yang positif terhadap keuntungan Wika Beton

 

 

Kegiatan peserta "ISO Days" akan dilanjutkan pada tanggal 5 Juni 2015 untuk mengikuti  kegiatan pelatihan tentang "Standard Development" di Jakarta Mid Plaza Intercontinental. Pada waktu yang bersamaan, akan diselenggarakan FGD dengan MTPS (Manajemen Teknis Pengembangan Standar) dan MTPrS (Manajemen Teknis Perumusan Standar) tentang Increasing Awarness and Support of Regulators in the International Standardization Activiy di Gedung II BPPT, Jakarta. (dnw/nda)