Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Sestama BSN Paparkan Pentingnya Standardisasi dalam Kuliah Pakar di UNHAN

  • Senin, 15 Juli 2024
  • Humas BSN
  • 154 kali

Sekretaris Utama Badan Standardisasi Nasional (BSN), Donny Purnomo, menjadi narasumber dalam Kuliah Pakar di Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Sains dan Teknologi Pertahanan (FSTP), Universitas Pertahanan RI (UNHAN) pada Rabu (10/07/24). Dalam kuliah yang dimoderatori oleh Kaprodi Teknik Mesin FSTP Unhan, Kolonel Tek. Nanang Hery S. tersebut, Donny menyampaikan topik berjudul "Prinsip Standardisasi Produk, Penilaian Kesesuaian, dan Urgensinya untuk Alpalhankam".

"Momen saat TNI AU terkena embargo Amerika Serikat untuk perawatan dan suku cadang F-16 membuat kita banyak belajar mengenai pentingnya membangun industri pertahanan, termasuk pentingnya kalibrasi dan laboratorium kalibrasi," kenang Donny Purnomo, yang saat itu membantu TNI AU membangun laboratorium kalibrasi instrumen yang digunakan pada F-16.

Donny menjelaskan bahwa membangun pemahaman standardisasi dan penilaian kesesuaian (SPK) produk harus dimulai dari dua sisi, pengembangan dan penerapannya. Output dari pengembangan standar adalah dokumen yang berisi parameter atau spesifikasi teknis suatu produk hasil konsensus pihak berkepentingan. Standar hanya akan memberikan manfaat jika diterapkan atau dijadikan acuan oleh para penerap atau industri.

"Peran standar dalam pengembangan produk diawali dari tahapan desain, pengembangan prototipe, manufaktur, distribusi atau rantai pasok, dan pemeliharaannya. Tidak berdiri sendiri, untuk memastikan bahwa setiap tahapan tersebut sesuai atau memenuhi standar, diperlukan penilaian kesesuaian (inspeksi, pengujian, dan sertifikasi), metrologi, dan akreditasi. Agar produk yang dihasilkan dapat diterima atau dipercaya pasar, baik lokal maupun global," ungkap Donny.

Sistem pertahanan dan keamanan sebuah negara membutuhkan dukungan standardisasi untuk menjamin keutuhan dan fungsinya, terutama menjamin logistik alat perlengkapan pertahanan dan keamanan (alpalhankam). Tujuannya adalah membangun kemandirian dan kedaulatan alpalhankam. Untuk mewujudkan hal tersebut, diperlukan dukungan SDM yang unggul di bidang sains, teknologi, dan industri alpalhankam.

Di akhir materi, Donny menyampaikan tentang roadmap strategi standardisasi nasional 2025, di mana tahapannya dapat juga dijadikan acuan dalam membangun standardisasi industri pertahanan dalam negeri. Yang terpenting adalah menyiapkan SDM, dan di sinilah UNHAN dapat berperan, termasuk dalam pengembangan riset, prototipe, serta laboratorium pengujian dan kalibrasinya.

Kuliah Pakar di UNHAN ini diharapkan menjadi awal yang baik dan terus bergulir sebagai upaya menguatkan Standar Militer Indonesia, serta menyiapkan SDM untuk membangun industri alpalhankam dalam negeri yang berkualitas dan memenuhi standar internasional, ungkap Dekan FSTP UNHAN, Muhammad Alvian dalam sambutannya.

"Untuk itulah, hari ini kami mengundang BSN untuk memberikan kuliah pakar kepada seluruh kadet/mahasiswa, dosen, dan pejabat, sekitar 50 orang di Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Sains dan Teknologi Pertahanan Universitas Pertahanan RI," lanjut Muhammad Alvian.

Kuliah yang berlangsung selama dua jam ini diisi dengan diskusi bersama para kadet Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Sains dan Teknologi Pertahanan UNHAN. Diskusi meliputi topik perbedaan kalibrasi dan verifikasi, tahapan standardisasi prototipe dari hasil riset, hingga cara memilih lembaga penilaian kesesuaian yang benar dan tepat. (Har/dnh-ed)