Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

KAN Persiapkan Produsen Bahan Acuan di Indonesia

  • Selasa, 03 Oktober 2023
  • Humas BSN
  • 1193 kali

Sebagai langkah mempersiapkan Produsen Bahan Acuan atau Reference Material Producers (RMP) di Indonesia untuk mendapatkan akreditasi, Komite Akreditasi Nasional (KAN) bekerja sama dengan Arise+ melangsungkan Webinar Reference Material Producer pada Jumat (29/9/2023) secara daring, sebagai bagian dari rangkaian kegiatan “Strengthening BSN Capacity to Deliver Conformity Assessment Services in The Field of Calibration and Reference Material”. Untuk mempersiapkan produsen bahan acuan, KAN dan Arise+ melalui acara ini juga menyampaikan persyaratan RMP di Indonesia, perbandingan RMP di berbagai negara, dan kisah sukses.

Sejak tahun 2019, Badan Standardisasi Nasional (BSN) telah mendapatkan amanah untuk mengelola seluruh aspek metrologi, termasuk untuk mengelola bahan acuan. Menurut Sekretaris Utama BSN selaku Plt. Deputi Bidang Akreditasi BSN, Donny Purnomo, Indonesia masih membutuhkan banyak produsen bahan acuan yang bisa memberikan acuan uji banding, pengendalian mutu internal, dan pengendalian mutu eksternal.

“Hal ini sangat penting, tidak hanya bagi kebenaran pengujian, tapi juga bagi kedaulatan. Karena bahan acuan tertentu sering kali tidak mudah diperoleh melalui ekspor/impor,” ucap Donny.

Sementara itu, Senior Non-Key Expert Cartno SA Indonesia TA2 dari Arise+, Arief Safari menambahkan bahwa bahan acuan memainkan peran penting untuk institusi pengujian dalam konteks perdagangan global. Bahan acuan berfungsi sebagai sampel atau zat standar dengan sifat yang diketahui.

Pentingnya bahan acuan terletak pada beberapa aspek utama, seperti membantu memastikan keakuratan serta keandalan metode dan hasil mengujian, memberi titik acuan umum untuk memfasilitasi harmonisasi prosedur dan standar pengujian di berbagai wilayah dan industri, membantu perusahaan memastikan bahwa produk mereka memenuhi standar kualitas dan keamanan yang dipersyarakan, membantu perusahaan mendapatkan akses pasar dengan memberikan dasar untuk pengujian dan sertifikasi. Selain itu, bahan acuan sangat bernilai dalam pengujian dan pengembangan, dan membantu ilmuwan dan insinyur memvalidasi produk baru, meningkatkan proses, dan menginovasi dengan lebih efektif.

“Karena pentingnya bahan acuan dalam perdagangan global, potensi pasar bahan acuan pengujian sangat besar dan terus berkembang di berbagai sektor, seperti farmasi, makanan dan minuman, pemantauan lingkungan, dan sebagainya,” tutur Arief.

Reference Material Expert dari National Metrologal Institute of South Africa selaku Ketua ISO Technical Committee 334, Dr. Angelique Botha (Ms.) membandingkan beberapa praktik RMP di berbagai negara, seperti di Amerika Serikat, Australia, Jerman, China, Inggris, Kanada, Brazil, Afrika Selatan, maupun di International Laboratory Accreditation Cooperation (ILAC) secara umum. “Peluang bagi negara anda di area produsen bahan acuan masih sangat luas,” ungkap Botha.

Botha menjelaskan ISO TC 334 bekerja mengembangkan standar baru untuk produksi dan penggunaan bahan acuan. Persyaratan teknis untuk produksi bahan acuan telah tertuang dalam ISO 17034 dan Seri ISO 33400 mendukung ISO 17034 dengan memberikan tambahan pedoman dan rekomendasi. Menurutnya, kegiatan akreditasi RMP masih baru dan terus berkembang di seluruh dunia.

Meski skema akreditasi RMP telah diluncurkan sejak tahun 2014, Direktur Sistem dan Harmonisasi Akreditasi BSN, Sugeng Raharjo mengungkap hingga kini baru tersedia tiga RMP yang terakreditasi KAN. “Kami berharap dapat memperbanyak produsen bahan acuan yang terakreditasi, untuk memperkuat infrastruktur mutu nasional. Sehingga tantangan dan hambatan laboratorium yang membutuhkan bahan acuan dapat teratasi,” ungkap Sugeng.

Arise+ Indonesia merupakan program hibah berupa bantuan teknis yang diberikan oleh Uni Eropa kepada pemerintah Indonesia, bersamaan dengan rencana dilaksanakannya Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA), yang mendukung empat program prioritas, yaitu kebijakan perdagangan dan investasi, fasilitasi perdagangan, infrastruktur mutu ekspor, dan hak kekayaan interlektual, khususnya terkait indikasi geografis.  KAN bersama Arise+ melalui webinar ini mendukung program infrastruktur mutu ekspor.

Melalui pertemuan ini, Ex-Koordinator Pengembangan Jasa Teknik, Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Bahan dan Barang Teknis (BBSPJIBBT) Kementerian Perindustrian, Elis Sofianti turut berbagi pengalaman BBSPJIBBT menjadi produsen bahan acuan yang terakreditasi KAN.

Untuk memperkuat produsen bahan acuan, BSN/KAN dan Arise+ pada tahun 2023 bekerja sama menyelenggarakan pelatihan, yakni Generic Training of RMP (13-30 November 2023), Practical Session Training (24 November 2023-1 Desember 2023), dan Networking (Minggu pertama desember 2023). (Put)




­