Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Cerita Kopi Kemiren Banyuwangi ber-SNI

  • Senin, 29 April 2024
  • Humas BSN
  • 896 kali

Siang sekitar pukul 2, Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN), Kukuh S. Achmad, menyempatkan mengunjungi UMK Kopi "Jaran Goyang" yang berlokasi di Desa Wisata Osing Kemiren, Kecamatan Glagah Banyuwangi. Kunjungan dilakukan Kepala BSN selepas membuka acara Temu Teknis Penilaian Kesesuaian di Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (25/4/2024).

Kopi Kemiren "Jaran Goyang" adalah salah satu binaan BSN dan Bank Indonesia yang telah mendapatkan 2 sertifikat SNI yaitu SNI 01-3542-2004 Kopi Bubuk dan SNI CAC/RCP 1-2011 Standar Internasional Prinsip Umum Higien Pangan/HACCP dari Lembaga Sertifikasi BBSPJIA Kemenperin tahun 2022.

Tak terasa waktu dua jam, sambil ditemani kopi kemiren arabika yang diseduh tubruk. "Saya memilih seduh tubruk dan tanpa gula karena rasa kopinya lebih berasa, kopi seduh tubruk pun teknik seduh asli Indonesia," terang Kukuh S. Achmad di Kedai Kopi Krakatau Coffee and Bakery yang dikelola anak-anak muda Desa Kemiren, perpaduan nuansa rumah tradisional suku Osin (suku asli Banyuwangi) dan Jepang.

Kukuh S. Achmad ditemani Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kencana Kemiren Mohammad Edy Saputro atau biasa disapa Kang Edi. Tradisi ngopi di Kemiren mengusung filosofi “sak corotan dadi seduluran”. Artinya, dari segelas kopi yang diseduh, bisa memperluas ikatan persaudaraan terang Kang Edi.

Kopi begitu erat dengan keseharian masyarakat adat Osing, dari sebelum beraktifitas, saat ada acara adat, acara hajatan, termasuk saat ada tamu berkunjung kopi selalu disajikan. Saking eratnya, tiap tahun ada tradisi "Ngopi Sepuluh Ewu" atau minum kopi sepuluh ribu cangkir yang biasa diadakan di Desa Kemiren pada akhir tahun (bulan November) atau berbarengan dengan hari kopi dunia (1 Oktober), tradisi ini masuk dalam agenda atau event wisata tahunan Banyuwangi.

Sumber kopi Kemiren diambil dari lokal, karena Banyuwangi sendiri memiliki 15.000 hektare kebun yang tersebar di Kecamatan Kalibaru, Glenmore, Songgon, dan Kalipuro dengan produksi rata-rata sebanyak 10.673 ton per tahun. Kopi Arabika Ijen Banyuwangi bahkan masuk jajaran kopi specialty (arabika) terbaik, langganan peringkat di ajang Cup of Excellent (COE) Indonesia, tahun lalu saja peringkat 1. COE sendiri diselenggarakan oleh Specialty Coffee Association Indonesia (SCAI). Ajang COE sangat bermanfaat bagi citra kopi Indonesia, dapat meningkatkan harga jual kopi di tingkat petani.

Apalagi 2 tahun terakhir ini, harga kopi naik karena trend kenaikan permintaan kopi baik lokal maupun pasar kopi dunia, ungkap Kang Edi dan berharap kesejahteraan petani, prosesor, termasuk kedai-kedai lokal kecil diharapkan ikut naik.
Kopi bisa jadi minuman terbanyak yang di minum umat manusia di muka bumi setelah air putih. Dibaliknya juga banyak cerita (proses) dilalui, mulai dari kebun petani, pasca panen, penyangraian sampai seduhan. Indonesia sendiri adalah "surganya kopi" hampir di tiap daerah ada kebun kopi dengan beragam cita rasa seperti diceritakan dalam film dokumenter kopi Indonesia "Aroma of Heaven".

Info pemesanan kopi dapat mengubungi Kang Edi HP. +62813-5853-8690. (Har)

 

 




­