Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Kerancuan Nomor HS Dalam Situs INSW

  • Kamis, 18 Februari 2010
  • 1628 kali

Kliping Berita

Jika masalah ini tidak segera selesai, berpotensi menimbulkan "permainan" di Bea

VIVAnews - Pengusaha lampu menemukan kerancuan nomor HS dalam situs Indonesia National Single Window (www.insw.go.id) terutama pada komoditi lampu fluoresensi.

 "Setelah dibandingkan, pada informasi yang ada di situs INSW dengan lampiran Permendag No.60/2008, terjadi perbedaan nomor HS," kata Ketua Asosiasi Industri Perlampuan Listrik Indonesia (Aperlindo) John Manoppo di Jakarta, Rabu, 11 Februari 2009. Permendag No.60/2008 adalah peraturan yang mengatur tentang Ketentuan Impor Produk Tertentu.

John menemukan dua nomor HS untuk lampu mengalami kerancuan. Nomor HS sendiri adalah nomor klasifikasi yang diberikan untuk setiap produk.

Dalam situs INSW tertulis (Komoditi wajib SNI) Tusuk Kontak dan Kotak Kontak bernomor HS 8539.31.90.20 dan (Komoditi wajib SNI) Lampu Swa Ballast untuk pelayanan pencahayaan umum, persyaratakan keselamatan bernomor HS 8539.31.90.90.

Padahal, kata John, dua nomor HS tersebut untuk komoditi lampu fluoresensi sesuai lampiran Permendag dan Buku Tarif Bea Masuk Indonesia (BTBMI) 2007 dengan perincian, (Komoditi wajib SNI) Lampu fluorensensi kompak bernomor HS 8539.31.90.20 dan (Komoditi wajib SNI)lain-lain bernomor HS 8539.31.90.90.

Aperlindo pada hari ini, 11 Februari 2009, mengirimkan surat konfirmasi ke Departemen Perindustrian untuk meluruskan masalah detail tersebut. "Pemerintah bilang akan segera memeriksa dan mengganti jika memang ada kesalahan," ujarnya.

John mengaku beberapa importir dari China sempat komplain atas kerancuan informasi ini. "Mereka bertanya-tanya mana yang benar untuk bisa impor sesuai ketentuan baru," katanya. Jika masalah detail ini belum segera diselesaikan, menurut John, akan berpotensi menimbulkan "permainan" di Bea Cukai.

"Bisa jadi under HS, terus karena dilihat HSnya beda dan tidak diatur wajib sesuai ketentuan, maka akan diloloskan dengan mudah," kata dia. Perbedaan nomor ini, kata John, juga perlu diwaspadai oleh lembaga verifikasi (surveyor) yang ditunjuk pemerintah.

John meminta pemerintah memeriksa ulang semua HS, tidak hanya di komoditi lampu. "Setelah dilihat ternyata yang lain juga ada, misalnya kompor gas bahan bakar LPG satu tungku dengan sistem pemantik mekanik dengan 3 HS berbeda tapi ternyata keterangannya sama," kata dia.

• VIVAnews

Sumber : Vivanews, Kamis 18 Februari 2010
Link : http://teknologi.vivanews.com/news/read/29221-kerancuan_nomor_hs_dalam_situs_insw




­