Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

12 Perusahaan terigu tanam Rp2 triliun

  • Senin, 05 Oktober 2009
  • 3894 kali
Kliping berita :

JAKARTA: Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo) menyatakan sebanyak 12 perusahaan tepung terigu akan membangun pabrik baru dalam waktu dekat dengan total investasi hingga Rp2 triliun.

Direktur Eksekutif Aptindo Ratna Sari Loppies menjelaskan penambahan investasi sebanyak itu merupakan yang terbesar sejak 3 tahun terakhir menyusul kian kondusifnya iklim usaha di dalam negeri.

“Setelah pemerintah memperketat Standar Nasional Indonesia (SNI) produk tepung terigu, investasi di sektor ini bertambah. Penerapan SNI dapat memicu berkurangnya terigu impor yang nonstandar,” katanya ketika dikonfirmasi, pekan lalu.

Terkait dengan petisi dumping produk terigu impor dari beberapa negara, jelasnya, Aptindo berharap pemerintah menuntaskan investigasi tersebut secepatnya agar produsen domestik dapat segera mendapatkan gambaran persentase bea masuk antidumping sementara (BMADS).

“Saat ini, Komite Antidumping Indonesia (KADI) sedang menginvestigasi produk terigu asal Turki. Jika pemerintah telah memutuskan marjin dumping yang adil, keadaan ini akan membuka jalan bagi terserapnya produksi terigu lokal lebih banyak daripada impor,” katanya.

Pengetatan standardisasi produk dan komitmen pemerintah menuntaskan kasus dumping produk terigu, lanjutnya, mendorong sebagian importir terigu di dalam negeri beralih status menjadi produsen.

Hal itu dikarenakan membangun pabrik tepung terigu di tengah situasi tersebut menjadi lebih efisien daripada mengimpor. Pada saat yang sama, kebutuhan tepung terigu di pasar lokal selalu naik setiap tahun.

“Pada 2008, kebutuhan gandum sebagai bahan baku terigu mencapai 5 juta ton. Diperkirakan kebutuhan ini akan naik menjadi 10 juta ton dalam 10 tahun ke depan,” jelasnya.

Aptindo, terangnya, yakin upaya petisi dumping yang dilayangkan ke KADI tersebut telah memenuhi prosedur WTO sehingga tak beralasan apabila eksportir/produsen tertuduh akan melakukan aksi balasan (retaliasi) bagi produk manufaktur Indonesia yang lain, sejauh eksportir/produsen manufaktur nasional juga mengikuti ketentuan WTO.

Saat ini terdapat lima produsen tepung terigu besar yakni PT Bogasari Flour Mills, PT Eastern Pearl Flour Mills, PT Sriboga, dan PT Pangan Mas yang menyerap tenaga kerja 5.000 orang. Kontribusi PPN impor gandum mencapai Rp1 triliun per tahun.

“Saat ini, kita masih mengimpor 100% biji gandum sebagai bahan baku terigu. Jika terigu impor yang masuk ke pasar lokal dengan cara curang dibiarkan leluasa, negara tak akan mendapatkan nilai tambah.”

Oleh Yusuf Waluyo Jati

Sumber :
Bisnis Indonesia
Senin, 05/10/2009, hal. i2

 




­