Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Resolusi ISO Council Sebagai Salah Satu Acuan Dalam Sinergi Kebijakan BSN Dalam Pengembangan Standar

  • Senin, 25 Februari 2019
  • 2460 kali

ISO Council kembali menyelenggarakan Sidang ke-108 di Jenewa, Swiss pada 18-21 Februari 2019 dan diawali dengan workshop terkait Strategic Planning for ISO 2020-2030. Indonesia melalui Badan Standardisasi Nasional (BSN), sebagai salah satu anggota ISO Council untuk Group 4  turut berpartisipasi aktif dalam sidang tersebut. Sidang ISO Council dihadiri oleh President ISO Periode 2020-2022, Edward Njoroge, Kenya, 20 Anggota council dan organ khusus ISO (CACO, COPOLCO, DEVCO dan ISO Central Secretariat). Delegasi Indonesia diwakili oleh Sekretaris Utama BSN, Puji Winarni. 

 

Agenda sidang antara lain membahas (i) evaluasi terhadap kinerja ISO selama tahun 2018, (ii) penyusunan program dan strategi ISO 2020 – 2030, (iii) kebijakan ISO dalam mendukung agenda SDGs dan (iv) keberlangsungan ISO Regional Engagement Initiative (REI) di Singapura, serta program (v) Capacity Building yang dimaksudkan untuk membantu para anggota memperkuat manajemen organisasinya.

 

 

Kinerja ISO di tahun 2018  telah memenuhi target KPI yang ditetapkan, antara lain adanya peningkatan permintaan standar ISO (khususnya untuk ISO/IEC 17025, ISO 9001 dan ISO 4001) yang berdampak pada surplus penerimaan ISO. Surplus digunakan untuk peningkatan program pengembangan kompetensi (capacity building), khususnya untuk Negara berkembang. Salah satu program capacity building yang disepakati sebagai implementasi dari salah satu ISO strategis objective adalah terkait dengan pelaksanaan Leader Training Program. Council telah menyetujui dilaksanakannya pilot proyek Leadership Training Program dalam tiga kali penyelenggaraan dengan peserta total 36 orang dari seluruh negara anggota ISO. Dengan adanya program tersebut, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan negara anggota dalam mengelola national standard Body.

 

ISO Council membahas Strategic Policy 2016-2020 serta menyiapkan proses pembahasan strategic policy jangka panjang (2020-2030) dengan memperhatikan isu-isu internasional.  Kebijakan tersebut antara lain terkait dengan strategi pengembangan standar yang responsive terhadap kesetaraan gender, mendukung pencapaian SDGs, fokus kepada SMEs untuk memberikan nilai tambah ekonomi dan peningkatan  perekonomian Negara anggota, serta isu smart city dan kerjasama yang lebih erat dengan Badan Pengembang Standar lainnya.  

 

ISO Council juga memutuskan untuk melanjutkan keberadaan sekretariat ISO REI di Singapura yang diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dalam pengembangan standar di kawasan Asia Pasifik dengan KPI yang lebih fokus dan berkelanjutan.

 

 

Beberapa rekomendasi yang dapat dilakukan BSN dari hasil  pertemuan tersebut antara lain: (i) Berkoordinasi dengan stakeholder terkait kebutuhan standar yang perlu dikembangkan untuk semakin mendukung daya saing produk dan perekonomian nasional; (ii) Memasukkan SDGs dan gender equality sebagai salah satu tujuan  dalam perencanaan dan perumusan standar; (iii) Memanfaatkan sepenuhnya keberadaan Kantor Regional ISO di Singapura sebagai tempat pengembangan kapasitas dan kompetensi terkait standardisasi; (iv) terus memberikan dukungan terhadap industri-usaha kecil menengah (SMEs), yang sebagian besar dikerjakan oleh kaum ibu/perempuan, agar mereka dapat menerapkan standar dan berpartisipasi dalam perdagangan internasional, selain juga berkontribusi dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan; (v) melakukan Kolaborasi tingkat nasional antar instansi menjadi bagian yang harus terus ditingkatkan untuk menjalin sinergi menghadapi tantangan dalam sistem perdagangan multilateral dan pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan dan didukung oleh standar yang sesuai.




­