Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Konverter Kit Ber-SNI, Solusi Tekan Subsidi BBM

  • Sabtu, 19 Mei 2018
  • 2794 kali

Pemerintah serius mengembangkan inovasi untuk mengkonversi penggunaan bahan bakar minyak (BBM) menjadi bahan bakar gas. Salah satunya dengan teknologi tepat guna berupa konverter kit ber-SNI yang dikembangkan atas sinergi dari Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Ristekdikti); Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM); dan Badan Standardisasi Nasional (BSN); serta didukung oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.

Dalam pembukaan Pameran Pameran dan Uji Terap Hasil Litbang Energi dan Maritim di Pelabuhan Perikanan Nusantara Kejawanan, Cirebon pada Jumat (18/5/18), Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Herman Khaeron mengatakan bahwa tahun ini ada 40 ribu konverter kit yang disiapkan untuk nelayan. “Kalau kedepannya teknologi ini dikembangkan untuk kapal-kapal yang lebih besar dan dikerjasamakan, selain bisa menghemat para pelaku usahanya, juga bisa menghemat BBM, menghemat subsidi,” ujarnya.

Herman mengakui bahwa konverter kit ini adalah keberhasilan subsidi dari BBM ke gas. Saat ini potensi gas lebih besar dibadingkan potensi minyak. Herman pun menyatakan bahwa ia mendukung pengembangan teknologi tepat guna karena dapat mengkonversi keterbatasan sumber daya lain serta dapat menjadi daya rangsang untuk menghasilkan inovasi baru.

 

Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Mohamad Nasir menggambarkan keuntungan ekonomis dalam penggunaan konverter kit ini bagi nelayan. Nasir mengatakan bahwa jika menggunakan solar, nelayan mengeluarkan uang 70 ribu rupiah untuk membeli 10 liter solar saat melaut. “70 ribu itu akan setara dengan 1 tabung gas yang beratnya 3 kg ini,” ujar Nasir. Gas 3 kg harganya hanya 20 ribu rupiah. “Berati kita ada penghematan yang luar biasa terhadap penggunaan bahan bakar minyak.,” jelas Nasir.

Nasir pun mengungkapkan bahwa jika para nelayan sudah menggunakan konverter kit, berarti subsidi BBM negara pasti akan berkurang. Apalagi, teknologi konverter kit ini juga dapat digunakan bagi para petani untuk menjalankan traktor, menggantikan solar. Nasir pun menyatakan bahwa ia akan berkoordinasi dengan kementerian ESDM untuk mendorong penggunaan konverter kit bagi seluruh nelayan Indonesia serta seluruh pertanian Indonesia.

 

Bambang menyatakan bahwa konverter kit tersebut sudah lolos tes sesuai SNI EN 12806:2015 tentang komponen otomotif untuk penggunaan bahan bakar LPG (liquified petroleum gas) - selain tangki. “Penggunaan konvereter kit ber-SNI ini selain untuk efisiensi, juga menjamin kemanan dan keselamatan penggunanya” ujar Bambang. Dengan menggunakan konverter kit, maka tak ada lagi gas buang hasil sisa pembakaran BBM yang dapat membahayakan pengguna.

Selain bermanfaat bagi konsumen, penerapan standar pun berguna bagi pelaku usaha. Dengan menerapkan standar, pelaku usaha akan memperoleh perdagangan yang adil karena acuannya sama. “Standar konverter kit ini, sama dengan standar Eropa, jadi teknologi kita sudah berkelas dunia,” papar Bambang. Bambang pun mengapresiasi sinergitas antar kementerian dalam upaya meningkatkan daya saing bangsa dengan mendukung penerapan SNI. (ald-Humas).




­