Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Tantangan Industri Cat Nasional

  • Kamis, 02 Februari 2012
  • 6402 kali
Kliping Berita

Kebutuhan akan produk cat terus meningkat dalam kondisi cuaca yang ekstrem sekarang ini. Hal itu menyebabkan persaingan ketat antarprodusen cat, baik itu cat yang berfungsi sebagai pelindung korosi, antibocor, maupun cat yang berfungsi untuk keindahan.

Perubahan iklim global dan bencana alam memberi pengaruh yang signifikan terhadap industri cat. Cuaca ekstrem dan musim yang tidak teratur menyebabkan kondisi permukaan fisik bangunan gedung dan berbagai macam infrastruktur mengalami gangguan berat.

Kondisi tersebut sebaiknya diatasi secara baik oleh kalangan industri cat nasional dengan cara memperbaiki mutu dan inovasi produk yang ramah lingkungan dan lebih berdaya tahan menghadapi gangguan alam. Tantangan industri cat nasional di atas perlu mendapat jawaban yang jitu mengingat kebutuhan cat untuk berbagai jenis semakin meningkat pesat. Hal ini juga penting agar ketergantungan terhadap cat impor bisa ditekan.

Terapkan Kaidah Ekoefisiensi

Sudah saatnya industri cat nasional, baik berskala besar, menengah, dan kecil menerapkan kaidah ekoefisiensi (ecoefficiency), yakni mewujudkan rasio yang ideal terkait produk yang dihasilkan dengan dampak lingkungan yang diakibatkan adanya produk tersebut.

Ekoefisiensi menjamin produksi yang berkelanjutan karena penggunaan sumber daya alam dan pengelolaan limbah dapat dikendalikan.Buah dari ekoefisiensi adalah sosioefisiensi yang bisa menjamin konsumsi yang berkelanjutan karena adanya kepercayaan masyarakat terhadap produk tersebut.

Meningkatnya kebutuhan produk cat nasional dipicu oleh pembangunan infrastruktur. Sayangnya, momentum emas seperti ini belum bisa dioptimalkan. Pasalnya, kapasitas produksi dan mutu cat nasional masih bermasalah. Hingga saat ini masih terjadi defisit yang besar antara kebutuhan dan kapasitas produksi. Masalah lainnya, yakni belum tuntasnya proses standardisasi cat nasional.

Proses Standard Nasional Indonesia (SNI) wajib untuk produk cat yang belum selesai jelas sangat merugikan konsumen. Selain itu, konsumen di negeri ini kurang diberikan informasi mengenai produk cat yang ramah lingkungan dan tidak memiliki dampak yang buruk bagi kesehatan. Kondisi anak-anak sangat rentan terhadap produk cat. Apalagi menurut sebuah kajian, anak-anak lebih peka 30 kali terhadap terhadap pencemaran bahan-bahan material berbahaya dalam rumah.

Produk cat (coating) merupakan industri kimia hilir yang belum bisa memenuhi seluruh kebutuhan dalam negeri sehingga masih terjadi defisit. Produksi cat nasional mencapai sekitar 25 juta liter, padahal konsumsi dalam negeri sedikitnya mencapai 33 juta liter. Akibatnya, masih terjadi defisit sekitar 8 juta liter yang harus dipenuhi dari impor. Produksi cat setiap tahunnya ditargetkan tumbuh hingga 8%. Pertumbuhan itu cukup realistis karena seiring dengan meningkatnya konsumsi di sektor infrastruktur.

Sayangnya, pertumbuhan industri cat masih diadang dengan masalah mutu dan proses standardisasi. Kapasitas produksi cat nasional belum disertai dengan penyusunan SNI. Penerapan SNI produk cat masih tersendat- sendat, sehingga masyarakat belum terlindungi dari produk-produk yang tidak berkualitas.

Selain itu, ada beberapa produk cat yang tidak ramah lingkungan dan bisa mengganggu kesehatan. Sampai saat ini, misalnya, belum ada langkah serius untuk mengurangi kandungan volatile organic compound (VOC) yang bisa mengganggu lingkungan. Mestinya industri cat nasional didorong untuk segera mengurangi kandungan VOC yang tinggi.

Dalam domain teknik kimia, proses oksidasi adalah basis dari berbagai proses industri kimia, termasuk untuk industri cat maupun industri farmasi. Masalahnya, oksidator tradisional selama ini membawa dampak negatif bagi lingkungan jika tidak terkelola dengan baik. Untuk mengatasi masalah di atas dipakai sejenis enzim guna menggantikan oksidator tradisional.

Sifat enzim tersebut dibandingkan dengan oksidator tradisional adalah dapat dibuat untuk kondisi khusus. Enzim jenis itu memiliki perbedaan dengan enzim yang lain yaitu memiliki daya katalis yang sangat tingi. Tim peneliti dari laboratorium Copenhagen adalah pihak pertama yang membuat artifisial enzim yang dapat mempercepat proses oksidasi dengan kehadiran molekul sederhana asam peroksida.

Artifisial enzim yang ditemukan oleh peneliti Copenhagen cepat atau lambat akan semakin meningkat penggunaanya. Jika enzim alami umumnya mempercepat reaksi sekitar satu juta kali lebih cepat. Hebatnya artifisial enzim bisa mempercepat reaksi hingga 10 ribu kali.

Prinsip Industri Hijau

Di negeri ini proses industri yang menyebabkan polusi lingkungan, seperti penggunaan katalis logam berbahaya, belum dapat diatasi dengan solusi enzim. Padahal, sudah banyak enzim yang dapat dipakai untuk industri kimia sejak para peneliti dari departemen kimia Universitas Copenhagen berhasil mempoduksi artificial enzim yang bisa langsung dipakai untuk banyak aplikasi.

Hasil penelitian diatas sudah dipublikasikan secara terbuka pada jurnal ChemBio- Chem dengan judul “”Cyclodextrin Aldehydes are Oxidase Mimics”. Pengujian mutu dari industri cat nasional adalah yang penting dilakukan untuk mengetahui sejauh mana optimasi proses pencampuran warna dengan harga pokok produksi. Dengan demikian produk yang dihasilkan bisa bersaing secara kompetitif.

Hal itu juga untuk mengetahui factor-faktor apa saja yang berpengaruh pada kualitas warna cat tembok. Dengan metode statistik akan kita dapatkan faktor yang berpengaruh pada kualitas warna, yaitu pengental, pengawet, pewarna dan pengikat. Dengan analisis regresi dan plot efek akan kita dapatkan komposisi faktorfaktor di atas. Dengan demikian kita akan bisa memperoleh optimasi harga produksi dari setiap warna cat tembok yang akan diproduksi serta terpenuhinya standar mutu.

Sudah saatnya industri cat nasional menerapkan kaedah industri hijau. Artinya, bahan baku produk yang digunakan bersifat ramah lingkungan serta teknologi proses produksi memakai sumber daya secara efisien.

Sumber : Investor Daily, Kamis 02 Februari 2012




­