Kliping Berita

Jakarta - Sekretaris Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Menkokesra), Indroyono Soesilo, mengatakan, pelaksanaan program konversi kendaraan berbahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG) merupakan tantangan bagi pemerintah.  

"Program konversi dapat menjadi tantangan tersendiri, di mana dukungan dari pemerintah masih sangat minim," katanya, di Kantor Kemenko Kesra, Jakarta Pusat, Kamis (26/1).

Menurutnya, hal tersebut berbeda dengan negara Malaysia yang mendukung penuh program BBG. Padahal, harga per gas BBG hanya sebesar Rp 3.100 yang akan naik menjadi Rp 4.100, mampu menekan pengeluaran dibanding BBM yang harganya Rp 4.500 per liter.

“Namun kita patut mendukung, karena BBG berefek positif bagi lingkungan. Kalau tidak ada upaya, Indonesia tidak akan berkembang. Tidak menariknya minat masyarakat pindah ke BBG, salah satunya, SPBG masih sedikit, di Jakarta saja hanya ada delapan," ucapnya bernada keluhan.

Menurutnya, bukan hanya itu,  standarisasi mobil BBG ini juga masih minim. Namun, pemerintah  tetap mengusahakan agar mobil tersebut mendapat standar nasional Indonesia (SNI). Makanya, pembuat mobil BBG harus memperhatikan produknya dan meningkatkan sosialisai kepada masyarakat.

Menurutnya, produsen mobil juga harus memperhatikan standar keamanan penggunaan converter dengan mematuhi  regulasi dan monitoring. "Kepatuhan pemakaian BBG perlu di awasi dan BBG juga harus mengkondisikan dengan lingkungan," jelasnya.

Sedangkan persediaan BBG untuk mendukung program konversi tersebut, menurutnya, sumber daya alam (SDA) Indonesia kaya akan sumber daya minyak, namun dari banyak sumber daya tersebut hasilnya sedikit bila dibandingkan dengan negara Arab Saudi.

"Sumber Daya Alam (SDA) Indonesia bisa digali dan dapat menghasilkan minyak bumi kemudian gas," ujarnya. [IS]

Sumber : Gatra.com, Jumat 27 Januari 2012.
Link : http://www.gatra.com/nasional-cp/1-nasional/7750-konversi-bbm-ke-bbg-tantangan-pemerintah