Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Verifikasi Bakal Tekan Ban Impor Ilegal

  • Kamis, 05 Januari 2012
  • 1013 kali
Kliping Berita

JAKARTA - Kalangan pengusaha menyambut baik aturan verifikasi ban impor yang berlaku sejak awal tahun ini. Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ban Indonesia Aziz Pane menilai Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 40 Tahun 2011 tentang Verifikasi atau Penelusuran Teknis Impor Ban bisa mencegah impor ban ilegal yang menggerogoti pasar domestik.

"Kami mendukung adanya revisi Standar Nasional Indonesia Wajib Ban. Satu setengah tahun kami ajukan permohonan ini, baru direalisasi sekarang," kata Aziz ketika dihubungi kemarin.

Dalam beleid terbaru tentang ban ini salah satunya diatur tentang verifikasi terhadap produk impor di pelabuhan muat barang oleh surveyor Tanda pemeriksaan sebagai hasil verifikasi ini akan berbentuk segel atau label dalam kemasan barang. Namun aturan verifikasi tersebut tidak berlaku terhadap ban impor yang masuk di kawasan ekonomi khusus serta kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas.

Peraturan yang efektif berlaku per 1 Januari 2012 ini diharapkan dapat menciptakan iklim usaha yang lebih kondusif dan meningkatkan daya saing industri ban nasional.

Lebih jauh Aziz menyatakan perusahaan surveyor yang ditunjuk, seperti PT Surveyor Indonesia dan PT Sucofindo, saat ini masih mensosialisasi penerapan aturan tersebut. Ia mengaku belum ada laporan tentang keluhan pengusaha setelah aturan berlaku. "Belum ada dampak apa-apa. Mungkin karena ini masih tahun baru. Surveyor Indonesia dan Sucofindo akan sosialisasi dulu."

Krisis finansial di Amerika dan Eropa bahkan dinilai bakal mendorong pasar luar negeri untuk lebih melirik pemasok ban seperti Indonesia. "Sebab, krisis pertumbuhan produksi ban global akan berkurang dan pasar ekspor ban Indonesia akan mempunyai kesempatan. Apalagi karena ban merupakan salah satu pendorong perekonomian," kata Aziz.

Selama tahun lalu, volume impor ban mencapai 1,7-2 juta buah atau senilai US$ 70 ribu (sekitar Rp 637,7 juta). Tahun ini pemerintah menargetkan impor ban turun menjadi hanya separuh dari impor tahun lalu atau sekitar 1 juta ban.

Ban impor tersebut kebanyakan datang dari India, Cina, Jepang, dan Korea. Sebagian didatangkan dari Eropa tapi hanya untuk kebutuhan teknologi.

Sumber : Tempo, Kamis 05 Januari 2012, hal B4