Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Mutiara Indonesia Terjegal Impor

  • Jumat, 15 Juli 2011
  • 1158 kali
Kliping Berita

Kualitas Sama Harga Jatuh

SURABAYA – Banyaknya mutiara impor dengan kualitas rendah membuat harga mutiara lokal menjadi hancur. Bahkan sekarang ini harga mutiara Indonesia di local market hanya Rp 43.000/gram., beda jauh dengan harga mutiara dari Australia dengan kualitas sama harganya Rp 258.000/gram.

Hancurnya mutiara Indonesia ini akibat serbuan mutiara impor dari China, Myanmar, dan Tahiti. Namun yang paling merusak harga adalah impor mutiara dari China yang kualitasnya rendah. Mutiara impor yang masuk di Indonesia rata-rata mencapai 3 ton. Jumlah ini seperempat dari jumlah produksi mutiara Indonesia yang mencapai 12 ton dalam setahun.

Kondisi ini dibahas Asosiasi Budidaya Mutiara Indonesia (Asbumi) dalam Munas yang digelar di hotel Somerset, Surabaya, kemarin. Momen itu juga dimanfaatkan Asbumi untuk konsolidasi dengan para stakeholder dalam upaya meningkatkan kualitas dan daya saing mutiara Indonesia.

Menteri Kelautan dan Perikanan, Fadel Muhammad, menyebut bisnis mutiara di Indonesia mempunyai potensi ekonomi yang cukup besar. Namun, sekarang ini kondisi bisnis mutiara di Indonesia kurang berkembang akibat banyaknya peredaran mutiara impor dengan kualitas rendah.

“Nilai perdagangan mutiara dunia mencapai Rp 12,8 triliun dan Indonesia baru mampu mengekspor Rp 255 miliar. Produksi mutiara Indonesia tercatat menguasai 43% produksi mutiara dunia, dengan total produksi sebanyak 12 ton per tahun. Namun, kalah di pasaran akibat mutiara impor kualitas rendah,” tuturnya..

Oleh sebab itu, Kementrian Kelautan dan Perikanan menerbitkan Standar Nasional Indonesia (SNI) mutiara untuk melindungi mutiara dalam negeri. Terbitnya SNI mutiara (SNI 4989 : 2011) harus digunakan sebagai dasar dalam menyusun Standar Operating Procedure Grading mutiara dan perlu ditindak lanjuti dengan membuat Indonesia Quality Pearl Label (IQPL). “Impor yang di bawah SNI tidak boleh masuk di Indonesia,” ujarnya.

Fadel mengatakan pihaknya telah bekerja sama dengan Dirjen Beacukai dan Menteri Perdagangan untuk ikut menjaga agar mutiara impor yang tidak sesuai SNI tidak bisa masuk. Ia juga berkoordinasi dengna kedua pihak untuk mereekspor kembali mutiara ilegal.

Bambang Setiawan, Ketua Komisi Mutiara Indonesia, menyambut baik upaya Menteri Kelautan dan Perikanan untuk menghentikan impor mutiara yang standarnya di bawah SNI, karena harga mutiara Indonesia jadi anjlok akibat peredaran mutiara impor.

“Mutiara Indonesia tidak hanya lemah di pasar dalam negeri, tapi juga lemah di pasar internasional. Indonesia sekarang ini harga untuk jenis south sea east pearl (SSP) Rp 141.900/gram, ini saja baru naik dari harga tahun lalu yang hanya Rp 43.000/gram. Sedangkan harga SSP produksi Australia di pasar internasional bisa mencapai Rp 250.000/gram” ujarnya. m24

Produksi Mutiara di Indonesia 2007-2010

Tahun              Produksi
2007                4,5 ton
2008                5 ton
2009                4.1 ton
2010                3,5 ton

Sumber : Surabaya Post Online, Jumat 15 Juli 2011.
Link : http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=8c1345b426e232f5ffc7c8361e29e0ab&jenis=e4da3b7fbbce2345d7772b0674a318d5




­