Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

SPK Dukung Kemandirian Pemenuhan Bahan Baku Alutsista di Indonesia

  • Selasa, 27 Agustus 2024
  • Humas BSN
  • 256 kali

 Sekretaris Utama Badan Standardisasi Nasional (BSN), Donny Purnomo menyampaikan tentang bagaimana standardisasi dan penilaian kesesuaian (SPK) bisa berperan dalam kemandirian bahan material Alat Peralatan Pertahanan dan Keamanan (alpalhankam) dalam Seminar Ekosistem Industri dalam Pemenuhan Bahan Baku Alutsista di Indonesia yang digelar oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (Balitbang Kemhan) pada Selasa (27/8/2024) di Kantor Balitbang Kemhan, Jakarta. Menurut Donny, kunci untuk bisa mewujudkan kemandirian alpalhankam adalah dimulai dengan bahan dasarnya.

Donny mengatakan, pengembangan standar produk dalam konteks reverse engineering adalah bagaimana kita membuat standar bahan baku untuk persenjataan kita dengan cara menguji untuk mengetahui material apa saja yang digunakan untuk pembuatan Alat Utama Sistem Senjata (alutsista). "Standar dalam konteks bahan baku adalah kita menyusun isi atau kandungan logam dari masing-masing bahan yang digunakan untuk produksi peralatan pertahanan strategis kita," papar Donny. 

Selanjutnya, dari hasil penelitian yang sudah dilakukan oleh Balitbang Kemhan, Donny merekomendasikan untuk bisa mensimulasikan dengan memproses bahan-bahan baku untuk bisa di identifikasi bahan dasarnya apa saja, proses apa yang dilakukan, untuk kemudian dapat dikembangkan dan diwujudkan dalam bentuk prototipe.

Lebih lanjut Donny memaparkan, setelah kita memiliki prototipe, kemudian kita lakukan pengujian kembali di laboratorium, hingga menghasilkan produk yang siap untuk diproduksi. Proses penilaian kesesuaian seperti pengujian di laboratorium menjadi poin penting dalam mendukung penelitian untuk mendapatkan hasil yang sesuai standar. 

Kabid SDAB Puslitbang Sumdahan Balitbang Kemhan, Tri Ambodo mengungkapkan bahwa Balitbang Kemhan telah melakukan penelitian tentang bahan baku dalam Industri pertahanan dan mengidentifikasi mineral strategis dalam bahan bakunya. Dari penelitian tersebut, diketahui bahwa sebagian besar bahan baku produksi alutsista di Indonesia diperoleh secara impor dari berbagai negara. 

Maka dari itu, untuk memenuhi kebutuhan bahan baku di dalam negeri dilakukan secara mandiri atau dikerja samakan secara reverse engineering berdasarkan ketersediaan mineral di dalam negeri dan melakukan impor mineral yang dibutuhkan atau dikerja samakan dengan overseas potential support dengan mineral yang dibutuhkan negara partner sebagai bargaining position

Dalam kesempatan ini juga menghadirkan narasumber dari Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) dan juga Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian. Acara ini turut dihadiri oleh Sekretaris Balitbang Kemhan, Djoko Purwanto; Deputi Bidang Akreditasi BSN, Wahyu Purbowasito; perwakilan dari Puslitbang Kemhan; Universitas Pertahanan; dan berbagai instansi terkait. (tyo-humas)

 

Galeri Foto: SPK Dukung Kemandirian Pemenuhan Bahan Baku Alutsista di Indonesia