Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Industri TIC Berperan Penting dalam Pertumbuhan Ekonomi Nasional

  • Kamis, 22 Agustus 2024
  • Humas BSN
  • 122 kali

Industri Testing, Inspection, and Certification (TIC) memiliki peran strategis dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yang berkualitas dan berdaya saing global. Peran industri TIC sangat penting dalam memastikan kualitas produk-produk industri yang dihasilkan dalam aktivitas perekonomian, mendukung inovasi, serta memfasilitasi akses ke pasar global melalui pemenuhan standar internasional.

Dalam Focus Group Discussion (FGD) Revitalisasi Industri Nasional dengan topik “Pengembangan Industri TIC dalam Mendukung Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas” yang di gelar oleh Center of Reform on Economics Indonesia (CORE Indonesia pada Kamis (22/8/2024) di CORE Indonesia, Jakarta diungkapkan, dalam pelaksanaannya, industri TIC dihadapkan pada beberapa tantangan, baik tantangan dalam jangka pendek maupun tantangan struktural.

Dalam kesempatan tersebut, Sekretaris Utama Badan Standardisasi Nasional (BSN), Donny Purnomo menyoroti dari sisi bagaimana posisi industri TIC dalam mendukung pengembangan industri nasional untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045. Menurutnya, TIC ini adalah bagian dari penjaminan mutu produk nasional. "Untuk itu, kita posisikan TIC sebagai partner dari industri, karena TIC tidak akan berkembang jika industrinya tidak berkembang," tutur Donny.

Lebih lanjut Donny mengatakan, standar bisa menjadi pengungkit daya saing jika standar itu menjadi faktor pasar, bukan hanya sekadar sebagai persyaratan pasar. Maka strategi yang dapat dilakukan adalah dengan membangun mindset ke industri bahwa TIC adalah untuk membentuk trust di pasar. "Dengan menerapkan standar dapat membantu meningkatkan kepercayaan pasar yang akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi nasional," kata Donny.

Sementara itu, Direktur Riset Bidang Jasa Keuangan, Ekonomi Digital dan Ekonomi Syariah CORE Indonesia, Etikah Karyani memaparkan, dalam jangka pendek, industri TIC dihadapkan pada risiko volatilitas komoditas yang berdampak pada ketidakpastian peningkatan permintaan pasar terhadap industri TIC. Di sisi lain, industri TIC juga menghadapi beberapa tantangan struktural, seperti keterbatasan infrastruktur dan teknologi, keterbatasan SDM yang kompeten, dilema regulasi industri, serta masih rendahnya tingkat kesadaran pelaku pasar terhadap industri TIC.

FGD turut dihadiri oleh perwakilan Kementerian/Lembaga, Lembaga Penilaian Kesesuaian, hingga perguruan tinggi yang mendiskusikan usulan rekomendasi solusi atas berbagai peluang dan tantangan yang ada dalam mendorong pengembangan industri TIC di Indonesia.(tyo-humas)