Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Mengapa Standardisasi itu Penting?

  • Jumat, 27 Januari 2023
  • 5816 kali

 

Pada dasarnya, standar adalah referensi persyaratan minimal mutu atau kualitas suatu produk. Standar disusun dan diterapkan untuk dua tujuan, yaitu untuk perlindungan dan untuk daya saing.

Demikian disampaikan oleh Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN), Kukuh S. Achmad, dalam talkshow Trijaya Hot Topic Petang, Kamis (26/1/2023), di Jakarta yang dipandu oleh Margi Syarif.


Kukuh menuturkan,ketika BSN menetapkan Standar Nasional Indonesia (SNI), sifat penerapannya adalah sukarela. Namun, bila berkaitan dengan keamanan, keselamatan, kesehatan, dan pelestarian lingkungan hidup, maka regulator dapat memberlakukan SNI secara wajib.


"Kenapa helm, contohnya, diwajibkan? Karena terkait dengan keamanan," ungkapnya.

Adapun salah satu contoh SNI yang diberlakulan secara sukarela adalah SNI ISO 9001:2015 Sistem Manajemen Mutu. "SNI ini umum diterapkan oleh perusahaan untuk memberikan jaminan kepada partner mereka bahwa perusahaan tersebut, dalam beroperasi telah menerapkan sistem manajemen yang telah proven secara internasional," ucap Kukuh.

Tidak dapat dipungkiri, penerapan SNI sangat mungkin memerlukan tambahan biaya, karena memerlukan proses sertifikasi, terutama biaya untuk pengujian di laboratorium "Namun, kita meyakini, ketika barang-barang mereka sudah memenuhi SNI, pada waktunya mereka akan dapat bersaing, lebih diterima di pasar dibandingkan dengan barang-barang sejenis yang tidak memenuhi standar," tegas Kukuh.

Dalam kesempatan ini, Kukuh menjelaskan bahwa di tahun 2023, ada beberapa sektor yang menjadi prioritas BSN. "UMKM tetap menjadi prioritas dari tahun ke tahun. Selain itu, dalam masa pasca pandemi ini, BSN mendukung pemulihan pariwisata melalui peluncuran SNI CHSE," tuturnya.

Tidak hanya itu, BSN juga akan meningkatkan kerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam menyusun SNI terkait kebencanaan.

 

"BSN pun memprioritaskan SNI minyak makan merah, yang disusun salah satunya untuk mengatasi kelangkaan minyak goreng sawit," tambah Kukuh.

Ia pun menuturkan bahwa di tahun 2023 ini, BSN juga memprioritaskan pengembangan SNI untuk mendukung pembangunan ekosistem kendaraan listrik berbasis baterai. Saat ini, BSN sudah menetapkan 41 SNI yang terkait. "Standar ini tentu memastikan aspek safety dan performance", tegas Kukuh.

Pada akhirnya, Kukuh berpesan, bila kita ingin hidup sehat, aman, lingkungan lestari, produk berdaya saing, maka tidak ada pilihan selain menerapkan standar.

"Standardisasi itu penting, SNI itu penting, kualitas itu penting. Cepat atau lambat, standar akan menjadi bahasa kedua dalam perdagangan, setelah uang," pungkas Kukuh.

 

Talkshow ini dapat disaksikan kembali melalui tautan berikut: https://youtu.be/aKIUUfaeUJs. (ald/red: Arf)




­