Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Pentingnya Hasil Pengukuran yang Tertelusur secara Metrologi

  • Selasa, 13 September 2022
  • 2661 kali

Pengukuran merupakan bagian penting dalam kegiatan standardisasi dan penilaian kesesuaian. Hasil pengukuran tersebut tentunya harus dapat diterima secara global serta disepakati bersama, sehingga, ke depan yang kita harapkan nantinya, one tested, accepted everywhere. Demikian disampaikan Direktur Standar Nasional Satuan Ukuran Mekanika, Radiasi, dan Biologi - Badan Standardisasi Nasional (BSN), Wahyu Purbowasito dalam Seminar “Pengenalan Ketertelusuran dan Keberterimaan Hasil Pengukuran Bidang Kimia dan Biologi” di Jakarta pada Jumat (9/9/2022).

Hasil pengukuran yang valid adalah hasil pengukuran yang dapat diperbandingkan atau independen terhadap waktu, personel dan prosedur. Hal tersebut dapat diperoleh dengan adanya ketertelusuran secara metrologis ke suatu acuan tertentu, seperti ke Satuan SI (Sistem Satuan Internasional). Sebagaimana tercantum dalam SNI ISO/IEC 17025:2017 pada klausul 6.5 ketertelusuran metrologi pada 6.5.1 disebutkan bahwa Laboratorium harus menetapkan dan memelihara ketertelusuran metrologi dari hasil pengukurannya dengan menggunakan rantai kalibrasi terdokumentasi yang tidak terputus, yang masing-masing berkontribusi pada ketidakpastian pengukuran, yang menghubungkannya dengan acuan yang sesuai. Dan, pada klausul 6.5.2 dinyatakan bahwa laboratorium harus memastikan bahwa hasil pengukuran tertelusur ke SI.

Wahyu melanjutkan, Standar Nasional Satuan Ukuran (SNSU) BSN merupakan Lembaga Metrologi Nasional (National Metrology Institute-NMI) di Indonesia yang mengelola standar primer guna menjamin ketertelusuran pengukuran. Tercatat, sampai saat ini jumlah laboratorium yang telah terakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) lebih dari 1.600 dan SNSU-BSN hadir untuk menjamin pemenuhan kebutuhan ketertelusuran pengukuran secara metrologis dari laboratorium tersebut sampai ke SI.

Kendati demikian, untuk mendapatkan keberterimaan/pengakuan secara global hasil pengukuran/kalibrasi di Laboratorium SNSU diperoleh melalui berbagai tahapan. Pertama, laboratorium SNSU harus berpartisipasi dalam uji banding internasional (Inter Laboratory Comparison-ILC). Kedua, dalam kurun waktu tertentu dilakukan technical peer review yang dilakukan oleh para ahli dari dalam maupun luar Organisasi Metrologi Regional (Regional Metrology Organization - RMO). Hasil peer review kemudian dapat digunakan untuk mengajukan Calibration and Measurement Capability (CMC). Setelah diperoleh CMC, SNSU-BSN kemudian mendiseminasikan ketertelusuran pengukuran kepada laboratorium-laboratorium di Indonesia. Saat ini, SNSU-BSN telah memiliki 147 CMC yang dipublikasikan pada situs Key Comparison Database, the International Bureau of Weights and Measures (KCDB BIPM).

Senada dengan Wahyu, Koordinator Kelompok Substansi SNSU Kimia BSN, Dyah Styarini mengatakan bahwa hasil pengukuran yang valid diharapkan dapat meminimalisir hambatan teknis. Sebagai contoh, melansir the Rapid Alert System for Food and Feed (RASFF) Window - Results yakni data notifikasi ekspor tahun 2022, dimana masih ada beberapa notifikasi penolakan dari negara pengimpor terhadap komoditi Indonesia, seperti mikotoksin dalam komoditi pala. Pala merupakan salah satu komiditi andalan Indonesia. Demikian juga diungkapkan oleh Metrolog Ahli Muda pada Laboratorium SNSU Biologi, Dini Apriori, dimana masih terdapat kasus penolakan komoditi perikanan akibat filthy seperti adanya salmonella dan histamin. “Jika kita mampu memberikan hasil pengukuran yang akurat dan valid di Indonesia sebelum diekspor, mungkin kegagalan ekspor akibat perbedaan hasil pengukuran di Indonesia atau di negara pengimpor dapat diminimalisir” ungkap Dyah. Tidak hanya penting dalam sektor perdagangan, pengukuran yang akurat, valid, dan tertelusur sangat penting dalam mendukung kegiatan sosio-ekonomi baik di lingkup domestik maupun internasional seperti dalam mengontrol kualitas dan jaminan kualitas di industri manufaktur; pengukuran dan pengujian untuk kepatuhan terhadap peraturan; kalibrasi standar dan peralatan; pengukuran yang terkait dengan pengembangan dan sertifikasi bahan acuan; serta penelitian dan pengembangan.

Hasil pengukuran yang akurat dan valid dapat diperoleh melalui kalibrasi yang menyediakan rantai ketertelusuran pengukuran. Kalibrasi baik pada pengukuran kimia dan biologi dilakukan dengan menggunakan bahan acuan tersertifikasi (Certified Reference Material – CRM) yang sesuai dengan pengukuran yang dilakukan. Bahan Acuan Tersertifikasi ini sangat penting untuk menjamin kualitas hasil pengukuran sehingga memungkinkan pengguna membuat keputusan yang tepat dan sesuai dengan tujuan. Dalam pengukuran analitik, CRM ini biasanya digunakan untuk: validasi metode, kalibrasi, internal quality control (QC), uji profisiensi, dan keterbandingan dengan pengukuran yang dihasilkan dari laboratorium lain. (nda-humas/Red: Arf)




­