Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Kepala BSN: 2022 Indonesia Siap Menjadi Tuan Rumah Pertemuan International Standardisasi Anggota G20

  • Jumat, 29 Oktober 2021
  • 3224 kali

Pada tahun 2022, Indonesia akan memegang Presidensi Group of 20 (G20) setelah tahun ini dipegang oleh Italia. Dalam Pertemuan Internasional Standardisasi untuk Manusia, Planet, dan Kesejahteraan (International Standardization Summit for People, Planet and Prosperity) yang diselenggarakan secara virtual pada Kamis (28/10/2021), Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN), Kukuh S. Achmad menyatakan bahwa Indonesia siap untuk menjadi tuan rumah penyelenggaraan Pertemuan Internasional Standardisasi bagi badan standardisasi negara-negara anggota G20 pada tahun 2022.

Pertemuan Internasional  Standardisasi untuk Manusia, Planet, dan Kesejahteraan tahun ini diselenggarakan oleh Badan Standar Italia yaitu Ente Nazionale Italiano di Unificazione (UNI) dan Italian Electrotechnical Committee (CEI), bersama dengan International Electrotechnical Commission (IEC), International Organization for Standardization (ISO), serta International Telecommunication Union (ITU).

Dalam Pertemuan yang mengangkat tema “G20 Standardization Organizations Contributing to Sustainability Goals” ini, Kepala BSN, Kukuh S. Achmad menyampaikan bahwa standar berguna sebagai informasi praktis untuk membantu produsen menjadi lebih kompetitif, membantu pemerintah dalam menetapkan regulasi teknis dan membantu konsumen dalam memilih produk yang lebih baik, yang pada gilirannya meningkatkan perdagangan dan meningkatkan kemakmuran.

“Penerapan standar akan membuat orang dan planet bumi lebih aman serta membawa kemakmuran bagi masyarakat umum,” jelas Kukuh.

Sejak tahun 2015, kita telah mendeklarasikan visi bersama melalui Sustainable Development Goals (SDGs) bahwa pada tahun 2030 akan tercapai dunia yang lebih aman, lebih sehat, dan lebih sejahtera. Tujuan ini telah diakui secara global untuk meningkatkan perdamaian dan kemakmuran, memberantas kemiskinan dan melindungi planet kita. Penerapan standar berdampak langsung pada dimensi ekonomi, lingkungan dan sosial.

“Ini berarti bahwa standar merupakan alat yang efektif untuk membantu semua elemen masyarakat dalam berkontribusi untuk pencapaian SDGs,” ujar Kukuh.

Indonesia mendukung untuk mengakui dan mengadopsi standar internasional dalam rangka membantu mengatasi tantangan besar yang dihadapi dunia saat ini, seperti kemiskinan, ketidaksetaraan, dan perubahan iklim serta untuk berinvestasi dan mendukung inovasi di bidang yang berkontribusi terhadap pencapaian SDGs.

Pertemuan yang dihadiri oleh 70 negara dengan 500 partisipan ini dibagi menjadi 2 sesi yaitu Sesi I Penyusunan Kebijakan di Era Modern serta Sesi II Mengubah Dunia Kita: Standar Internasional untuk Manusia, Planet, dan Kesejahteraan. (PjA – Humas).



 

 




­