Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

SNSU BSN Dukung PPPOMN Raih Akreditasi Produsen Bahan Acuan

  • Kamis, 12 Agustus 2021
  • 1711 kali

Dalam rangka meningkatkan ketertelusuran pengukuran di bidang keamanan obat dan pangan di Indonesia, khususnya dalam hal penyediaan Baku Pembanding, Badan Standardisasi Nasional (BSN) berkolaborasi dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan National Institute of Metrology Thailand (NIMT) menyelenggarakan Webinar “Strategy to Accelerate Reference Standard Production Through Academic, Business, And Government Collaboration” pada Selasa (10/8/2021). Kegiatan yang dilaksanakan secara daring ini diikuti oleh 157 peserta yang berasal dari instansi pemerintah, industri, serta akademisi.

Direktur Standar Nasional Satuan Ukuran (SNSU) Termoelektrik dan Kimia BSN, Ghufron Zaid mengatakan bahwa sebagai pemelihara standar pengukuran nasional, SNSU-BSN memiliki tugas untuk menyediakan ketertelusuran pengukuran nasional. “Penyediaan ketertelusuran pengukuran tidak dapat dilakukan sendiri oleh lembaga metrologi nasional seperti SNSU-BSN. Untuk itu, diperlukan peran serta dan kontribusi para pemangku kepentingan sesuai dengan kemampuannya, termasuk penguatan kerja sama antar lembaga metrologi nasional di kawasan seperti Asia Pasifik – salah satunya NIMT,” tuturnya.

Salah satu faktor kunci yang berpengaruh pada kemampuan laboratorium untuk menghasilkan data uji yang handal adalah ketersediaan bahan acuan dengan nilai yang tersertifikasi yang dapat dijadikan pegangan para penggunanya. Kebutuhan akan bahan acuan terus meningkat seiring dengan meningkatnya presisi peralatan ukur dan persyaratan untuk keberadaan data yang lebih teliti dan handal dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan dan teknologi. Karena itu, sangat diperlukan produsen bahan acuan yang dapat dibuktikan kompetensinya.

Dalam kesempatan ini, Ghufron mengatakan bahwa pihaknya mendukung upaya Pusat Pengembangan Pengujian Obat dan Makanan Nasional (PPPOMN) sebagai Produsen Bahan Acuan untuk meraih akreditasi dari Komite Akreditasi Nasional (KAN) sesuai ISO 17034:2016. “SNSU BSN siap bekerja sama dengan PPPOMN dalam mengembangkan bahan acuan Baku Pembanding yang dibutuhkan di lapangan,” tegas Ghufron.

PPPOMN merupakan salah satu anggota dalam jejaring Metrology in Chemistry Working Group (MiC WG). Sebagai laboratorium rujukan bagi seluruh laboratorium naungan BPOM di 33 Provinsi, PPPOMN telah mengembangkan Baku Pembanding (bahan dengan kemurnian tinggi) untuk pengujian obat dan makanan dan akan mengajukan akreditasi ISO 17034:2016.

Penggunaan Baku Pembanding menjadi salah satu hal yang vital dalam menjamin rantai ketertelusuran yang dibangun ke sistem Satuan Internasional (SI) tidak terputus. Saat ini, ketersediaan baku pembanding untuk pengujian obat – baik obat tradisional, kosmetika, suplemen kesehatan, dan pangan olahan – baru terpenuhi 60% dari kebutuhan pengujian yang sesuai dengan Formularium Nasional. “Keterbatasan dalam penyediaan Baku Pembanding dapat mengakibatkan pengawasan obat dan makanan yang dilakukan Badan POM tidak optimal,” ujar Sekretaris Utama Badan POM, Elin Herlina.

Salah satu program kerja PPPOMN terkait baku pembanding adalah benchmarking ke institusi internasional yang kompeten dan memiliki kedudukan dan fungsi terkait produksi Baku Pembanding dan implementasi sistem ISO 17034:2016 yang sudah jelas. Pada benchmarking kali ini, NIMT terpilih karena lembaga metrologi nasional Thailand tersebut telah memiliki kemampuan kalibrasi dan pengukuran (Calibration and Measurement Capability – CMC) di bidang penentuan kemurnian zat organik dan telah terakreditasi sebagai Produsen Bahan Acuan.

Pada kegiatan Webinar ini, narasumber dari NIMT antara lain Department Head of Chemical Metrology and Biometry Departement, Charun Yafa; Grup Leader of Bioanalysis, Kittiya Shearman; dan Metrologist of Organic Analysis Group, Sornkrit Marbumrung menyampaikan paparan mengenai Strategi Produksi CRM di NIMT, Dokumen yang perlu dipersiapkan untuk Pengajuan Akreditasi ISO 17034:2016 dan Penentuan Kemurnian Senyawa Organik dengan menggunakan pendekatan Mass Balance Method.

Dengan adanya kolaborasi dan sinergi ini, diharapkan penyediaan bahan acuan Baku Pembanding untuk pengujian obat, obat tradisional, kosmetika, suplemen kesehatan, dan pangan olahan secara nasional dapat segera terealisasi. Dengan demikian infrastruktur mutu nasional dapat menjadi lebih kuat sehingga aktivitas pengawasan obat dan makanan yang dilakukan Badan POM dapat dilaksanakan secara optimal. (dit.SNSU TK/ed:Humas)




­