Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Peningkatan Daya Saing Produk Bambu dan Rotan Nasional dalam Perdagangan melalui Standardisasi

  • Kamis, 03 Oktober 2019
  • 3703 kali

Bambu dan rotan merupakan hasil sumber daya alam yang dimiliki oleh Indonesia. Pemanfaatan bambu dan rotan yang meningkat di nasional dan internasional mendorong industri dalam negeri untuk meningkatkan standar kualitas bambu dan rotan produksi dalam negeri. Produksi nasional bambu mencapai 14.832.605 batang dan rotan mencapai 560.786 batang pada tahun 2017 (Statistik Produksi Kehutanan 2017).

Melihat tren perdagangan produk dari bambu dan rotan Indonesia yang terus meningkat, Badan Standardisasi Nasional (BSN) mengadakan seminar tentang peranan standardisasi untuk meningkatkan daya saing produk bambu dan rotan Indonesia dalam perdagangan global. Seminar diadakan di Gedung BPPT II, Jakarta pada Kamis (3/10/2019).

“Standardisasi dapat turut berperan dalam meningkatkan daya saing produk bambu dan rotan nasional,” demikian disampaikan oleh Deputi Pengembangan Standar BSN, Nasrudin Irawan dalam seminar. Oleh karenanya BSN telah membentuk Komite Teknis (Komtek) Perumusan Standar Produk Bambu dan Rotan sejak tahun 2018 melalui SK Kepala BSN Nomor: 13/KEP/BSN/2/2018. Walau Komtek Perumusan Standar terkait produk bambu dan rotan dibentuk pada tahun 2018, namun Indonesia sudah berperan aktif dalam pengembangan standar internasional di bidang bambu dan rotan sejak tahun 2016. “Indonesia telah berperan aktif dalam pengembangan standar Internasional sejak 2016 yaitu menjadi anggota P-member ISO/TC 296 Bamboo and Rattan di International Standardization Organzation (ISO). BSN telah juga membentuk National Mirror Committee ISO/TC 296 Bamboo and Rattan, dan  salah satu anggota National Mirror Committe (NMC) yaitu Karnita Yuniarti dipercaya menjadi salah satu Convenor dari Working Group ISO/TC 296 yaitu WG 1 Terminology of bamboo products,” lanjut Nasrudin.

Seminar ini bertujuan untuk sosialisasi  pengembangan standar/SNI, serta mengetahui kebutuhan industri terkait standar bambu dalam perdagangan nasional dan internasional. Serta dapat menjadi sarana komunikasi mengenai kebutuhan perumusan standar dan implementasinya di lapangan bagi para pemangku kepentingan produk bambu dan rotan, antara lain: dari unsur pemerintah (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Badan Ekonomi Kreatif Nasional, Kementerian PUPR, LIPI, Dinas Pembina sektor bambu dan rotan), dari unsur pelaku usaha (Asosiasi Perkumpulan Pelaku Usaha Bambu Indonesia [PERPUBI], Himpunan Industri Muebel dan Kerajinan Indonesia [HIMKI], Komunitas Bambu Indonesia, Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia [ASMINDO], KADIN, dll), para pakar (perguruan tinggi, anggota komtek, dll).

Dalam seminar turut hadir narasumber yang ahli di bidang produk bambu dan rotan, yaitu  Direktur Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan, dan Halal BSN, Wahyu Purbowasito; Ketua Komtek 65-12 Bambu dan Rotan, Karnita Yuniarti; Direktur Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan, Dirjen Perdagangan Luar Negeri, Kementerian Perdagangan, Denny Soemardjan Latuconsina; Perwakilan Perkumpulan Pelaku Usaha Bambu Indonesia (PERPUBI), Guring Briegel Mandegani; serta perwakilan Pusat Inovasi Rotan Nasional (PIRNAS), Tanra Tellu. (PjA – Humas BSN).




­