Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Mengawal Transformasi Pelabuhan IPC II Palembang

  • Selasa, 24 September 2019
  • 2897 kali

Pelabuhan memegang peranan penting dalam rantai pasok atau distribusi barang. Memiliki fungsi sebagai pintu masuk dan keluar bagi produk dan hasil bumi atau komoditas. Pelabuhan Boombaru Palembang (IPC II Palembang) dapat juga dikatakan sebagai roda penggerak distribusi produk unggulan Sumatera Selatan berupa karet, sawit, kelapa, kopi, dan produk perikanan dikirim dan dijual ke pasar, baik global maupun lokal. Dalam setahun total 1,5 sampai 1,8 juta ton yang keluar pelabuhan boom Baru Palembang.

 

Sebagai salah satu anak perusahaan PT. Pelindo II, IPC II Palembang salah satu IPC pertama yang menerapkan SNI ISO 9001:2015 (disertifikasi oleh Sucofindo tahun 2018), selain telah mendapat sertifikasi ISPS International Ship and Port Security (ISPS Code) yang mengacu pada code yang diterbitkan oleh IMO (International Maritime Organization) dan sertifikasi OHSAS 18001.

 

IPC II Palembang merupakan pelabuhan sungai (Sungai Musi) dengan kedalaman draft (kolam sandar kapal) 6-9 meter, seluas 24 hektar, beroperasi selama 24 jam 7 hari yang didukung oleh 149 pegawai yang lebih dari 80% berusia melineal (26-50 tahun).

 

Penerapan standar sekaligus keikutsertaan enam anak usaha PT Pelindo II yang tersebar di Kalimantan Barat, Lampung, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, dan Bengkulu guna mengawal transformasi PT Pelindo II dan anak usahanya menuju pelabuhan kelas dunia tahun 2020, demikian ungkap Agus EDi Santoso, General Manager Pelabuhan Boombaru (IPC II) Palembang saat membuka on Site Evaluation SNI Award 2019 (18-19/09).

 

Tahun ini ditargetkan, IPC II Palembang sesuai dengan milestone dari pusat, menjadi digital port guna memudahkan pelanggan dan meningkatkan efisiensi lanjut Agus Edi. Untuk itu, IPC II Palembang merupakan satu-satunya anak perusahaan PT Pelindo yang telah menggunakan teknologi Auto Tally atau Teknologi IT yang memomitor real time secara remote proses bongkar muat kontainer dari pelabuhan peti kemas ke kapal dan sebaliknya.

 

Sistem digital port di IPC II Palembang sudah terkoneksi dengan inaport (otoritas atau syah bandar) dan INSW (Indonesia National Single Window) yang ditunjang dengan layanan yang serba digital, seperti OPUS (Aplikasi shipping plan dan perencanaan bongkar muat) dan New Billing System (NBS).

 

Kesemua upaya tersebut dilakukan guna meningkatkan kepuasan pelanggan IPC II Palembang terutama terkait dengan loading atau dweling time pelabuhan, yang selama ini telah mencapai 30 box atau kontainer per jam, di atas standar pelayanan minimal 22 box kontainer per jam. Semangat kepuasan pelanggan diejawantahkan melalui CINTA, nilai-nilai perusahaan yang merupakan kepanjangan dari Customer centric, Integrity, Nationalism, Team Work and Action.

 

Mengikuti dua hari penilaian lapangan SNI Award 2019 yang dipimpin oleh Muti Sophira Hilman ini memperlihatkan secara langsung, bagaimana kompleksitas rantai pasokan, lokal dan global di Pelabuhan yang harus timely, safety, padat ilmu dan teknologi dan excellent yang kesemuannya disatukan dalam satu "bahasa" yakni standar. Bagaimana semua proses berjalan menuju automatisasi, minim campur tangan tenaga manusia. Ungkapan standars make the world go arround terlihat jelas di Pelabuhan. (kltplg)




­