Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Mendukung Terwujudnya Cita-Cita Pembangunan Nasional Lewat Standardisasi

  • Sabtu, 30 Mei 2015
  • 8458 kali

Badan Standardisasi Nasional (BSN) siap mendukung terwujudnya cita-cita pembangunan nasional jangka panjang Indonesia hingga 2025, yaitu tercapainya masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur melalui percepatan pembangunan di segala bidang dengan struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif. Secara lebih khusus dalam RPJMN 2015 – 2019 saat ini, arah pembangunan yang dituju ialah memantapkan pembangunan secara menyeluruh dengan menekankan pembangunan keunggulan kompetitif perekonomian yang berbasis SDA yang tersedia, SDM yang berkualitas serta kemampuan iptek.

 

 

 

Demikian disampaikan Kepala BSN Bambang Prasetya dalam Focus Group Discussion BSN dan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas terkait Rencana Strategis BSN 2016 – 2019, pada 29 Mei 2015 lalu di Ruang Rapat Utama BSN, Jakarta. Dalam acara ini hadir Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas Leonard Tampubolon, Deputi Bidang Pendanaan Pembangunan Kementerian PPN/Bappenas Wismana Adi Suryabrata, dan Direktur  Industri, Iptek, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kementerian PPN/Bappenas Mesdin Kornelis Simarmata. Turut hadir pula Deputi Bidang Penelitian dan Kerjasama Standardisasi BSN Kukuh S.A, Deputi Bidang Penerapan Standar dan Akreditasi BSN Suprapto, Deputi Bidang Informasi dan Pemasyarakatan Standardisasi BSN Dewi Odjar Ratna Komala, serta jajaran pejabat eselon II dan III di lingkungan BSN.

 

Untuk mewujudkan keunggulan kompetitif bangsa ini, standardisasi turut menjadi kunci penting. Karena itu, BSN sebagai lembaga pemerintah non kementerian yang memiliki tugas pokok mengembangkan standardisasi, telah menyiapkan Roadmap Strategi Standardisasi Tahun 2015 – 2025, yang sejalan dengan visi rencana pembangunan jangka panjang nasional maupun Nawa Cita. Strategi yang dijalankan yaitu penguatan penerapan SNI secara sukarela berdasarkan kebutuhan pasar, penguatan kemampuan penerapan standar Negara tujuan ekspor, penguatan sinergi dengan sistem inovasi nasional, dan penguatan efisiensi sistem produksi nasional.

 

 

“BSN mempunyai roadmap strategi standardisasi hingga 2025, yaitu tahapan Indonesia pada suatu saat akan mencapai masyarakat yang aman menggunakan produk dalam negeri, ujungnya bisa memberikan jaminan mutu, dan pada akhirnya menempatkan posisi Indonesia ke daya saing,” kata Bambang.

 

Selain itu, lanjut Bambang, untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2016, BSN juga telah menyiapkan berbagai strategi yaitu melanjutkan proses harmonisasi standar, penilaian kesesuaian di froum ASEAN (ACCSQ), mengembangkan dan memperkuat LPK, pengembangan uji petik dan laboratorium acuan yang tidak tersedia (a.l. lab metrologi mikrobiologi, alat kesehatan, dan GHG), pengembangan role model dan pendampingan Usaha Mikro dan Kecil, mendorong perdagangan antar propinsi (mengingat pasar Indonesia sekitar 47 % dari seluruh ASEAN) melalui kerjasama dengan Pemda, menjadikan produk halal sebagai kekuatan ekonomi Indonesia (National Differences), serta meningkatkan pemahaman kepada pelaku usaha dan masyarakat luas melalui kemitraan dengan K/L, Asosiasi, Pemda, Perguruan Tinggi dan Ormas.

 

 

 

Sementara itu, Wismana Adi Suryabrata mengungkapkan, 5 sektor unggulan pembangunan saat ini ada di bidang pangan, energi, kelautan dan kemaritiman, pariwisata serta industri.  “Pemerintah akan mendorong sektor pangan, energi, kelautan dan kemaritiman, pariwisata dan industri,” kata Wismana. Semua pembangunan di sektor tersebut, diarahkan untuk mengurangi kesenjangan antar wilayah. Kesenjangan antar wilayah ini terkait dengan pembangunan infrastruktur. Maka, standardisasi akan banyak berperan dalam pembangunan infrastruktur, juga program pembangunan dalam bidang pangan.

 

“Dengan demikian, tugas dan tantangan BSN semakin berat, ditambah dengan MEA yang sudah di depan mata,” pungkas Bambang. (ria)




­