Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

BSN Ajak UKM di Luwu Timur Terapkan SNI

  • Rabu, 08 November 2017
  • 4313 kali


 

Kantor Layanan Teknis (KLT) BSN Makassar terus melebarkan jaringan wialayah untuk memberikan informasi tentang Standar Nasional Indonesia dan manfaat penerapannya. Tim KLT BSN Makassar bekerjasama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Luwu Timur, Asosiasi UKM Mutiara Timur dan PT. Vale Indonesia tbk, melakukan sosiasilasi penerapan SNI kepada UKM di Sorowako, Selasa (7/11/2017) dan dibuka oleh Bupati Luwu Timur, H. Toriq Husler. Hadir dalam kesempatan ini Ketua Asosiasi UKM Mutiara Timur, Hasidah S Lipoeng dan Senior Coodinator PTPM PT. Vale Indonesia Tbk, La Ode M. Ichman dan Tim KLT BSN Makassar, Teguh Budiono dan Juanda Reputra.

 

 

Dalam sambutannya, Bupati Luwu Timur mengapresiasi pengusaha UKM yang terus meningkatkan usahanya sehingga produknya mampu menembus pasar ritel. Toriq Husler berbagi pengalamannya ketika menjadi Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab. Luwu Timur, sebagian besar masalah dari UKM adalah konsistensi terhadap usahanya. UKM sering diberikan pelatihan dan sarana prasaran produksi, namun hanya bertahan dua hingga tiga bulan saja, selanjutnya tidak ada kabar lagi. Namun dengan terbentuknya wadah Asosiasi UKM Mutiara Timur di Luwu Timur, diharapkan kejadian seperti tersebut tidak terjadi lagi. Bupati optimis para pelaku UKM mampu untuk terus berkarya dan berdaya saing dengan penerapan SNI.

 

 

Dalam kesempatan ini, Teguh Budiono, menyampaikan amanat Undang-Undang No 20 Tahun 2014 tentang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian, BSN memiliki tugas untuk melakukan pembinaan kepada pelaku usaha kecil dan menengah. Namun BSN tidak dapat bekerja sendiri dalam membantu UKM. Diperlukan sinergitas antara berbagai pihak baik Pemerintah Daerah, Asosisasi UKM, Perbankan hingga Swasta untuk bersama-sama membantu UKM untuk berdaya saing. UKM masih memerlukan bantuan diberbagai aspek, mulai dari legalitas usaha, permodalan hingga sarana dan prasarana produksi yang ideal sesuai dengan persyaratan pengolahan proses produksi. Sinergitas ini tentu harus didukung pula dengan komitmen tinggi dari pelaku UKM sehingga upaya yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan berhasil.

 

Lebih lanjut Teguh menyampaikan BSN memiliki program insetif untuk 100 UKM yang dapat dimanfaatkan oleh UKM di Luwu Timur. Insetif yang akan diberikan kepada UKM yaitu: pengenalan SNI, melihat dan membuat analisis gap proses produksi, pembuatan sistem dokumen, audit internal hingga memfasilitasi pengajuan sertifikasi SNI. Semua kegiatan tersebut akan menjadi tanggung jawab BSN dan akan diberikan secara gratis kepada UKM. Namun BSN memiliki persyaratan bagi UKM yang ingin mendapatkan insetif tersebut. “Kami akan mempertimbangkan aspek legalitas usaha sebagai aspek utama untuk mendapatkan insentif ini selain sarana prasarana produksi yang mendekati persyaratan” ujar Teguh. Lebih lanjut Teguh menyampaikan bahwa komitmen tinggi juga diperlukan sebagai bahan pertimbangan. “Jangan sampai nanti ditengah jalan, UKM tidak melanjutkan program ini, kan sayang karena menggunakan uang rakyat melalui APBN” tutup Teguh.

 

 

Sementara itu, Juanda Reputra menyampaikan kepada UKM tentang pemahaman bagaimana proses produksi pangan olahan yang baik dan benar (GMP) berdasarkan standar dan ketentuan yang berlaku. Juanda memberikan informasi tentang persyaratan kelayakan untuk sebuah proses produk, mulai dari lingkungan sekitar, desain ruang produksi, tata alur proses, kebutuhan alat bantu hingga kompetensi SDM. Selain itu diberikan pula pengetahuan tentang bagaimana cara menyimpan baik bahan baku maupun produk jadi sehingga mudah tertelusur dan tertata dengan baik. Juanda juga mengingatkan kepada pelaku UKM agar senantiasa memproduksi olahan pangan dengan baik dan higienis. Para peserta sangat antusias dalam kegiatan ini dengan melakukan diskusi interaktif dengan para nara sumber. Semua peserta antusias dengan program insetif yang diberikan oleh BSN dan akan berlomba untuk mendapatkannya. (4d9)