Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Korea Mengusulkan Penambahan Parameter untuk Peningkatan Kualitas SNI Masker Berfilter

  • Jumat, 26 Juli 2024
  • Humas BSN
  • 191 kali

Badan Standardisasi Nasional (BSN) menerima kunjungan dari Korea Conformity Laboratories (KCL) pada Kamis, (25/07/2024) di Kantor BSN Mampang, Jakarta Selatan. Pertemuan ini merupakan tindak lanjut kerja sama Indonesia dan Korea mengenai fine dust blocking products, khususnya masker berfilter dan air cleaner/air purifier, sekaligus melakukan kaji ulang SNI EN 149:2001+A1:2009 “Alat pelindung pernapasan – Masker berfilter untuk perlindungan terhadap partikel – Persyaratan, pengujian, penandaan” yang merupakan lingkup Komite Teknis 13-09 Biosafety and Biosecurity.

Direktur Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan, dan Penilaian Kesesuaian BSN, Heru Suseno menerima langsung perwakilan dari KCL yaitu Kyungsoo Lee dan Cheol Woong Shin, dan berharap pertemuan ini dapat meningkatkan kualitas SNI dan mempererat kerjasama perdagangan diantara kedua negara. Pertemuan ini juga dihadiri beberapa stakeholder terkait, yaitu: anggota komite teknis 13-09 Biosafety & Biosecurity, Direktorat Produksi dan Distribusi Alkes Kementerian Kesehatan, Balai Besar Standardidasi dan Pelayanan Jasa Industri Tekstil (BBSPJIT) Kementerian Perindustrian, PT Medika Maesindo Global dan PT Teknomedika Manufaktur Inovasi sebagai produsen masker berfilter, Biro Manajemen Kinerja, Organisasi dan Kerja Sama BSN, dan Direktorat Sistem dan Harmonisasi Pengembangan Standar BSN.

Dalam pertemuan ini, perwakilan dari KCL mengajukan usulan 2 (dua) parameter pengujian tambahan ke dalam SNI EN 149:2001+A1:2009 “Alat pelindung pernapasan – Masker berfilter untuk perlindungan terhadap partikel – Persyaratan, pengujian, penandaan”, yaitu purity testing (colorant, acidity & alkalinity, fluorescent whitening agent, formaldehyde) dan tensile strength ear loops. Pengujian tersebut penting dilakukan karena berkaitan dengan masalah kesehatan yang sering terjadi dan dikeluhkan pengguna masker berfilter di Korea, salah satunya iritasi kulit. Selain itu juga bertujuan untuk memberikan kenyamanan dan kualitas yang lebih baik untuk produk masker dari aspek ketahanan.

Dalam diskusi yang berlangsung terkait usulan tersebut dan pembahasan kaji ulang SNI oleh Komtek 13-09 yang dipandu Tim Pengembangan Standar Kesehatan, pihak regulator, laboratorium penguji dan pelaku usaha memberikan tanggapan positif dan sangat memungkinkan untuk diterapkan di Indonesia. Ketersediaan sarana dan prasarana dari laboratorium pengujian, kesesuaian dengan regulasi, parameter yang tidak akan menurunkan standar, dan kesiapan pihak pelaku usaha, menjadi dasar penerimaan positif terhadap usulan parameter pengujian tersebut. Namun demikian, diperlukan kajian dan data yang lebih mendalam mengenai dampak kesehatan dengan perlunya tambahan usulan parameter tersebut agar dapat memperjelas justifikasi dari revisi SNI yang akan dilakukan.

Rapat kaji ulang SNI ini diharapkan menghasilkan keputusan yang menguntungkan semua pihak, khususnya dampaknya dari segi biaya produksi, biaya pengadaan, biaya pengujian, maupun teknis dalam penerapan SNI masker berfilter guna mendukung kelancaran perdagangan, meningkatkan mutu produk dan keselamatan bagi penggunanya. (TimKesehatan-AKKPK)