Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Peluncuran Produk Baru Tetap Tinggi

  • Senin, 23 Maret 2009
  • 2774 kali
Kliping berita :

Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi) memprediksi peluncuran produk baru pada 2009 akan tetap tinggi, menyusul masih banyaknya industri yang membuat kemasan baru dengan volume lebih kecil.

Ketua Umum Gapmmi Thomas Darmawan memperkirakan jumlah produk baru yang akan diluncurkan pada tahun ini akan sama dengan yang terjadi pada tahun lalu, yaitu ada sekitar 4.600 kemasan baru yang dikeluarkan kalangan industri. Jumlah tersebut meningkat lebih dari 50% dibandingkan dengan jumlah produk baru yang diluncurkan pada 2006 yang hanya mencapai 3.000.

"Tren produk sekarang kemasannya tambah lama tambah kecil [guna menyesuaikan dengan penurunan daya beli masyarakat akibat krisis ekonomi global]," kata Thomas kepada Bisnis, pekan ini. Pemicu lainnya perubahan kemasan baru yang mendorong banyaknya peluncuran produk baru tersebut, jelasnya, adalah adanya ketentuan baru dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), sehingga kalangan industri terpaksa mengubah kemasannya untuk mematuhi regulasi. Mengingat syarat label, mutu, halal, dan SNI (standar nasional Indonesia) saat ini makin ketat.

Saking maraknya perubahan kemasan dalam 1 tahun terakhir ini, Gapmmi mengungkapkan saat ini biaya yang harus dikeluarkan oleh kalangan industri untuk kemasan bahkan ada yang mencapai 20%-30 dari total biaya produksi.

Thomas juga mengatakan saat ini kalangan industri lebih suka meluncurkan produk baru karena kemasan yang berbeda, ketimbang meluncurkan produk dari jenis yang betul-betul baru di pasaran dari merek yang mereka miliki.

"Kalau perusahaan meluncurkan produk baru [jenis baru dari seri produk yang dimiliki] belum tentu sukses. Mereka kini lebih suka meluncurkan produk dengan kemasan berubah, baik bentuk maupun jenis kemasan. Misal, tadinya pakai plastik diubah menggunakan aluminium foil," kata Thomas.

Dia menjelaskan industri juga berupaya untuk mencari kemasan dengan bahan baku yang lebih murah, untuk menekan total biaya produksi yang berkorelasi dengan harga jual produk.

Sementara itu, The Nielsen Indonesia mengungkapkan pada 2008 tercatat ada 1.441 produk baru untuk rokok, 1.268 biskuit, 790 makanan ringan, 673 sampo, 581 cologne, 538 perawatan kulit, 486 detergen bubuk, 395 mi instan, dan 379 sabun mandi.

Oleh : Linda T. Silitonga


Sumber : Bisnis Indonesia
Sabtu, 21/03/2009, Hal. 8



­