Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

BPPT Rintis Jaringan Cerdas di Sumba

  • Kamis, 22 Desember 2011
  • 843 kali
Kliping Berita

JAKARTA, KOMPAS – Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi merintis penerapan jaringan listrik cerdas di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Barat.

Dalam diskusi Breakfast Meeting yang diselenggarakan Badan Standardisasi Nasional (BSN) di Jakarta, Rabu (21/12), terungkap, untuk meningkatkan efisiensi energi, pemerataan, dan keberlanjutan pasokan listrik, banyak negara mulai membangun sistem jaringan listrik cerdas (smart grid) yang mengatur keseimbangan antara kebutuhan dan pasokan listrik secara optimal.

Menurut Kepala BSN, Bambang Setiadi, jaringan listrik cerdas ini merupakan solusi tepat untuk pulau-pulau kecil di Indonesia yang sebagian besar belum mendapat pasokan listrik. Namun Bambang mengingatkan, penerapan jariangan listrik cerdas perlu diawali dengan penetapan standar pada berbagai aspek, mulai dari komponen jaringan hingga pengukurannnya.

“Di tingkat dunia, International Electrotechnical Commission (IEC) mempublikasikan standar jaringan listrik cerdas, yakni IEEE P2030,” kata Bambang selaku Ketua Panitia IEC Indonesia. Di dalamnya terkandung panduan bagi kesesuaian teknologi energi dan teknologi informasi jaringan listrik cerdas dengan sistem tenaga listrik yang telah ada.

Menurut Bambang dalam lokakarya tentang Elektrifikasi Cerdas yang diselenggarakan di Melbourne, Australia, Oktober lalu dilaporkan ada 25 standar yang dipublikasikan terkait jaringan listrik cerdas dan 50 standar masih dalam proses perumusan di bidang telekomunikasi.

Proyek Percontohan

Unggul Priyanto, Deputi Teknologi Instrumentasi Energi dan Material BPPT, menyatakan sebagai proyek percontohan, di Pulau Sumba dibangun jaringan listrik cerdas berkapasitas 500 kilowatt. Untuk itu akan terpasang 4.500 panel surya. Dalam jaringan listrik cerdas juga dipasang pembangkit listrik tenaga mikrohidro berkapasitas 2 MW dan pembangkit tenaga angin 1 MW. Untuk pengaturan jaringan, tahun depan akan dipasang antena komunikasi.

Pengembangan jaringan ini lebih lanjut, menurut Bambang, perlu penyesuaian dalam hal tarif listrik, pengembangan energi terbarukan dan teknologi informasi yang canggih. Serta dukungan investasi yang memadai. (YUN)

Sumber : Kompas, Kamis 22 Desember 2011, Hal. 13.




­