Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Baja 'Abal' Bikin Produk Dalam Negeri Tak Dipercaya

  • Jumat, 02 Desember 2011
  • 884 kali
Kliping Berita

Jakarta - Industri baja Indonesia baru bisa memenuhi sekitar 70% kebutuhan permintaan dalam negeri. Impor baja tidak bisa dihindari. Selain itu produk baja abal-abal tak standar juga bikin pelaku usaha dalam negeri pilih produk baja impor.

Demikian disampaikan oleh Direktur Industri Material Dasar Logam I Gusti Putu Suryawirawan dalam jumpa pers di kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa (29/11/2011).

"Tatanan bisnis (baja) saat ini sedang dirusak oleh mereka-mereka yang membuat produk non standar oleh produk 'banci'. Kalau sampai produk 'banci' terlalu banyak, maka pasar bisa rusak dan impor akan masuk. Itu yang harus kita jaga, karena posisi saat ini kita bisa membuat," tutur Gusti.

Namun memang, produksi baja di dalam negeri juga masih rendah dan tidak bisa memenuhi kebutuhan di dalam negeri, sehingga muaranya adalah impor baja sebagai jalan keluar.

"Sekarang ini posisi kita ini jomplang, permintaan besar tapi suplai dalam negeri terbatas hanya separuh, sehingga separuh lagi harus ekspor. Saat ini impor kita ini di tataran 30%, kita harus penuhi 70% supaya kita bisa kendalikan sendiri jika terjadi guncangan di dunia internasional," tutur Gusti.

Dalam setahun, permintaan baja dari dalam negeri bisa mencapai 10 juta ton, namun produksi dari industri baja hanya mencapai 5-6 juta ton per tahun. "Jadi sisanya kita harus impor," jelas Gusti.

Untuk mencegah produk baja 'banci' beredar, pemerintah akan memberlakukan aturan wajib SNI produk baja untuk keperluan umum non konstruksi. Saat ini SNI untuk produk baja tersebut masih sukarela.

"Jadi diharapkan akhir Desember bisa jadi SNI wajib. Karena selama ini banyak orang-orang yang membuat baja non konstruksi dipakai untuk konstruksi. Untuk pengawasannya untuk impor industri akan diawasi Kemenperin, di pasar akan diawasi Kemendag," kata Gusti.
(dnl/ang)
Sumber : Sumber : finance\detik.com, Kamis 01 12 11




­