Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Warga Miskin Sasaran Elpiji Bersubsidi Terus Bertambah

  • Jumat, 18 November 2011
  • 1099 kali
Kliping Berita

(Berita Daerah-Bali), Warga miskin sasaran penerima paket elpiji bersubsidi di Pulau Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat, terus bertambah sehingga Pertamina belum bisa merampungkan program konversi minyak tanah bersubsidi ke elpiji kemasan tiga kilogram.

"Distribusi paket elpiji bersubsidi dalam dua tahapan sudah dirampungkan pekan lalu, namun masih ada data susulan calon penerima yang ternyata terus bertambah sampai hari ini (18/11)," kata kata Sales Representatif Rayon VIII Elpiji dan Gas Produk PT Pertamina Hanggowo Wicaksono, saat berdialog dengan Komisi II DPRD Nusa Tenggara Barat (NTB), di Mataram, Jumat.

Pertemuan dialog perwakilan Pertamina dengan Komisi II DPRD Provinsi NTB yang dipimpin Mori Hanafi selaku Wakil Ketua Komisi II itu, juga menghadirkan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi NTB H Imam Maliki dan pejabat dari Dinas Pertambangan dan Energi NTB.

Hanggowo mengatakan, program konversi minyak tanah bersubsidi ke elpiji kemasan tiga kilogram di Pulau Lombok dimulai sejak pertengahan Desember 2010, sesuai jumlah sasaran penerima paket perdana yang ditetapkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berdasarkan usulan Pemerintah Provinsi NTB.

Paket elpiji yang dibagikan secara gratis kepada keluarga miskin itu terdiri dari tabung tiga kilogram, kompor gas, selang dan regulator Standar Nasional Indonesia (SNI).

Semula, paket elpiji bersubsidi yang disiapkan sesuai data jumlah sasaran penerima yang telah terverifikasi tidak lebih dari 400 ribu rumah tangga/usaha mikro, yang didominasi oleh warga miskin yang dikategori layak menerima bantuan paket elpiji bersubsidi itu.

Namun berkembang hingga mencapai 679.071 paket, terdiri dari 676.883 paket rumah tangga dan 2.188 paket usaha mikro, sehingga pendistribusiannya pun dilakukan dalam dua tahap.

Sebelum tahap kedua berakhir awal Nopember 2011, muncul lagi data susulan yang diajukan pemerintah daerah di lima kabupaten/kota di Pulau Lombok, yang mencapai 96.870 rumah tangga miskin.

Salah satu indikator rumah tangga miskin penerima paket elpiji bersubsidi itu yakni rumah tangga yang penghasilan per bulannya tidak lebih dari Rp1,5 juta.

"Kemarin saat kami bahas di Jakarta, data susulan sebanyak 96.870 itu ternyata berkembang lagi menjadi 261.808 rumah tangga, sehingga ada kesan akan ada pendistribusian tahap ketiga dan keempat," ujarnya.

Menurut Hanggowo, sebaiknya data susulan sasaran program konversi elpiji tiga kilogram itu disatukan dan pendistribusiannya hanya sampai tahap ketiga.

Apalagi, kontrak kerja dengan konsultan mitra pertamina untuk pendistribusian paket elpiji bersubsidi itu sudah selesai, sehingga untuk tahap lanjutan Pertamina yang akan langsung menanganinya.

Karena itu, ia meminta Pemprov NTB beserta DPRD NTB memperbaharui data susulan penerima elpiji bersubsidi yang terus membengkak itu agar memudahkan Pertamina merampungkan program konversi minyak tanah ke elpiji bersubsidi di Pulau Lombok.

"Sebaiknya hanya sampai tahap ketiga saja, makanya segera surati Kementerian ESDM untuk menetapkan data akhir kemudian ditindaklanjuti Pertamina. Program konversi di Pulau Lombok harus segera rampung agar berikutnya difokuskan ke Pulau Sumbawa," ujarnya.

Permintaan Pertamina itu langsung ditanggapi Mori Hanafi yang memimpin pertemuan dialog itu, yang meminta Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan serta pejabat dari Dinas Pertambangan dan Energi NTB untuk menindaklanjutinya.

"Distribusi tahap pertama dan kedua sudah rampung 100 persen, maka tahap III yang sedang dalam proses perlu disiapkan data validnya. Silahkan eksekutif surati pemerintah pusat agar dapat segera dirampungkan," ujar Mori.

(jh/JH/bd-ant)

Sumber : beritadaerah.com, Jumat 18 November 2011.
Link : http://beritadaerah.com/berita/bali/49681




­