Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Menteri Suswono ngebet cairkan duit ketahanan pangan 3 triliun

  • Jumat, 11 November 2011
  • 533 kali
Kliping Berita

Kementerian Pertanian (Kementan) kembali mengusulkan penggunaaan dana kontijensi atau ketahanan pangan guna mengatasi gangguan iklim.

"Kami akan mengusulkan kepada kementerian perekonomian untuk menggulirkan kembali dana kontijensi untuk antisipasi masalah hujan. kami sedang melihat jika arahnya ke ia nina akan kami belikan dnvr, kalau el nino yang cenderung kering kami akan belikan pompa," kata Menteri Pertanian (Kementan) Suswono di Jakarta, kemarin.

Kendati begitu. Suswono masih belum bisa meyebutkan besaran angka yang diminta. Setidaknya dryer dan pompa saat ini dibutuhkan sekitar 1.000 unit lagi.

Untuk diketahui, dana kontijensi yang dimaksud Suswono sebesar Rp 3 triliun baru dipakai untuk penggantian gagal panen sebesar Rp 374 miliar.

Mengenai prediksi bakal turunnya produksi beras nasional hingga 2 juta ton tahun ini, Menteri asal PKS ini mengaku belum bisa memastikan. Apalagi data yang ada saat ini sangat bervariasi, yang memprihatinkan, banyak data yang ada temyata tak sesuai dengan kondisi riil di lapangan.

"Data memang masih menjadi persoalan buat kami. Karena itu, kami sedang usaha membenahinya. Ini untuk mengetahui secara tepat berapa sebenarnya produksi dan konsumsi," tuturnya.

Kepala Badan Standarisasi Nasional (BSN) Bambang Setiadi mengatakan, perubahan iklim sangat berpengaruh terhadap produksi pangan.

Menurutnya, kenaikan suhu 2 derajat saja bisa menyebabkan beberapa produksi pangan menurun.

"Brazil sudah melakukan kajian itu, akibat dari -kenaikan suhu 2 derajat saja, dari 10 tanaman utama di brazil, tiga hilang. itu artinya, 70 persen masih ada. tapi 30 persen akan hilang dan ini berdampak pada pertumbuhan ekonomi." jelas bambang.

Menurutnya, kenaikan suhu berdampak pada meningkatnya curah hujan yang semakin besar dan kekeringan. sayangnya. Indonesia belum bisa menghitung itu.

Untuk menjaga ketahanan pangan. bambang berharap dibuat standar pengukuran perubahan iklim. Apalagi temperatur tahunan global akan meningkat di atas 2 derajat tahun 2050. dit/ram

Sumber : Rakyat Merdeka, Kamis 10 November 2011. hal 16




­