Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Produk Indonesia Tampil di Harrods

  • Kamis, 04 Agustus 2011
  • 1100 kali
kliping Berita

KOMPAS.com - Produk Indonesia tampil di Harrods Departemen Store, pusat perbelanjaan bergengsi di London, Inggris. Tidak semata pamer di etalase atau window seperti halnya tahun lalu, tetapi kali ini produk Indonesia benar-benar tampil dan mewarnai kemewahan yang dihadirkan Harrods.

Di lantai 3, di areal seluas 360 meter persegi, berbagai produk kreatif Indonesia tertata rapi, menarik, dan elegan. Memikat hati para pengunjung, baik warga Inggris maupun turis mancanegara dari Timur Tengah atau dari Eropa daratan.

Mereka yang hadir mengamati satu demi satu produk Indonesia. Sesekali tampak gurat kekaguman di wajah mereka. Terkadang tampak pula rasa penasaran. Tetapi setelah membaca narasi dari setiap produk yang dipamerkan, beberapa di antaranya langsung mengangguk paham.
Tak jarang, pengunjung terlihat kagum tatkala melihat produk kreatif yang ditampilkan didesain rumit, dengan tingkat kesulitan tinggi. Mereka bisa memahami betapa kuat kesungguhan yang terpancar dari setiap guratan tangan penciptanya.

Tidak heran pula, pada soft launching, sudah laku terjual senilai 3.000 poundsterling atau sekitar Rp 42 juta. Utamanya untuk produk kreatif busana. Padahal, pameran dan penjualan produk berlangsung dari 31 Juli-26 Agustus 2011.

Tahun lalu, Indonesia hanya bisa memajang produk-produknya di window. Kalaupun ada show case, menyempil. Tetapi kali ini, dengan alokasi dana Rp 4 miliar untuk keseluruhan kegiatan, Indonesia sudah diperbolehkan menjual aneka produk kreatif.

Mulai dari produk daur ulang seperti tas dari spanduk bekas yang dikerjakan rapi, wadah aluminium dari bekas velg mobil yang dikerjakan sangat prima, berbagai aksesori dari perak dan kuningan khas capung, besek dari tulang belakang ikan, kertas kado yang dihias menawan dari kertas bekas semen, wayang, kain sutra, aneka perhiasan dari perak, berbagai wadah dari kayu sisa bangunan yang berusia puluhan tahun.

Tak ketinggalan berbagai produk busana karya perancang kondang Indonesia Ghea Panggabean. Tampilnya berbagai produk dari bahan daur ulang itu seolah ingin mengatakan bahwa sampah itu sebenarnya masih bisa berguna.

Barang-barang yang dijual di Harrods itu berkualitas tinggi karena dikerjakan dengan sangat rapi dan hati-hati. Barang-barang itu juga tampil di sana setelah melalui seleksi ketat dari manajemen Harrods. Sebagai pusat perbelanjaan ternama dan berkelas, Harrods tentu tidak akan main-main dalam menetapkan kualitas produk yang ditampilkan di sana.

Terkait tampilnya Indonesia di Harrods, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu mengatakan, target utama Indonesia melakukan promosi dan menjual aneka produk kreatif untuk membangun citra Indonesia di mata dunia (nation branding). ”Banyak masyarakat di luar Indonesia yang belum paham kehebatan Indonesia, baik kekayaan alam maupun kapasitas kreativitasnya,” katanya.

Mari mengatakan, upaya menampilkan citra Indonesia di mata dunia tidak akan berhenti sampai di sini. Tahun depan, Indonesia masih akan menampilkan diri di Harrods. Tidak hanya menjual produk kreatif, tetapi juga akan menjual makanan. ”Kita memiliki waktu 12 bulan untuk mempersiapkan diri,” katanya

Mari berharap, tahun depan bisa menyajikan produk makanan khas Indonesia. Seperti kopi luwak, teh, dan cokelat. ”Kalau ini bisa dilakukan, tentu sangat bagus karena akan semakin banyak orang yang mengenal kehebatan Indonesia dan produk Indonesia,” katanya.

Duta Besar Indonesia untuk Inggris Yuri Octavian Thamrin mengatakan, produk Indonesia sangat berkualitas. Yang dibutuhkan hanya kesempatan untuk bisa tampil dan dikenal luas di pentas dunia, dan promosi di Harrods adalah pilihan tepat. Apalagi setiap bulan, Harrods dikunjungi sekitar 1,4 juta orang.

Upaya pemerintah mengembangkan industri kreatif dan membangun citra di dunia tidak hanya itu. Mari Pangestu secara khusus meminta kerja sama di bidang industri kreatif dan standardisasi produk dengan Inggris. Inggris juga mendukung upaya Indonesia melakukan kesepakatan kerja sama pengembangan ekonomi Indonesia-Uni Eropa.

Pemerintah sudah meretas jalan. Kini, giliran menanti lebih banyak lagi karya kreatif anak bangsa untuk ditampilkan di berbagai pusat bisnis dunia. (HERMAS E PRABOWO)

Sumber : Kompas, Kamis 04 Agustus 2011. Hal 17




­