Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

LHE Tiongkok Bisa Kuasai 200 Juta Pasar Domestik

  • Sabtu, 30 Juli 2011
  • 978 kali
Kliping Berita

JAKARTA - Tiongkok berpeluang bisa menguasai sampai 200 juta unit lampu hemat energi (LHE) pada tahun ini. Karena pada tahun lalu, impor LHE dari Tiongkok mencapai 160 juta unit. Sedangkan pertumbuhan konsumsi LHE dalam negeri rata-rata tiap tahun sebesar 20 persen.

Ketua Asosiasi Perlampuan Indonesia (Aperlindo) John Manopo memperkirakan konsumsi LHE dalam negeri tahun ini meningkat sampai 260 juta unit. Menurut dia, naiknya permintaan tersebut didorong konsumsi dalam negeri khususnya program tambah daya oleh PLN. Sedangkan tahun lalu realisasi konsumsi dalam negeri mencapai 200 juta unit. "Dari 260 juta unit tersebut, realisasi sampai semester pertama sudah mencapai 125 juta unit," katanya di kantor Kementerian Perindustrian kemarin (29/7).

Dia merinci, total penjualan sepanjang semester pertama 2011 dibagi untuk impor sebanyak 103 juta unit dan sisanya LHE produksi lokal sejumlah 22 juta unit. Secara omzet, dia memperhitungkan harga rata-rata untuk satu unit lampu senilai USD 1, sehingga total bisa mencapai USD 120 juta.

Tingginya porsi lampu impor pada semester pertama tersebut diyakini berlanjut pada semester berikutnya. Dijelaskan, hampir seratus persen lampu impor tersebut berasal dari Tiongkok. Diperkirakan potensi impor dari Tiongkok sampai akhir tahun nanti mencapai 200 juta unit. "Biasanya, penurunan impor terjadi pada Februari selama 2-3 minggu karena perayaan hari raya. Serta, merayakan hari kemerdekaan pada bulan Oktober," tandasnya.

Sedangkan tahun lalu dari 200 juta unit, 160 juta unit di antaranya impor dan sebanyak 40 juta unit hasil produksi sendiri. Membanjirnya LHE asal Tiongkok membuat industri susah bergerak. Saat ini, utilitas industri lampu dalam negeri hanya 20 persen dari total kapasitas 200 juta. "Kondisi ini tidak beda jauh dari tahun sebelumnya. Total impor 103 juta unit tersebut diproduksi oleh 33 pabrik besar dan kecil Tiongkok," ucap dia.

Untuk menekan dominasi produk Tiongkok, Aperlindo berniat menyurati Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi dan Dirjen Kerjasama Industri Internasional (KII) Kementerian Perindustrian. Surat tersebut menyatakan keinginan mendatangkan impor lampu dari India. Karena, produksi lampu dari negara tersebut sangat besar sehingga dapat menjadi pesaing Tiongkok. Selain mendatangkan lampu dari India, ke depan diharapkan dapat menyerap investasi di sektor perlampuan.

Secara terpisah, Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi (IUBTT) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Budi Darmadi mengatakan masuknya produk impor LHE untuk mengisi kapasitas produksi yang tidak terpakai (idle capacity). Karena itu, kapasitas produksi LHE dalam negeri dinilai masih mencukupi.

Dijelaskan secara mendetail produsen LHE nasional memiliki kelemahan. Yakni, belum bisa membuat komponen IC yang dipakai untuk mengontrol arus listrik. Harga per unit mencapai ratusan ribu rupiah. Sedangkan untuk jenis lampu lain bisa mencapai dua juta rupiah. Untuk memenuhi komponen tersebut pabrikan impor dari Taiwan.

Kendati demikian, pihaknya tetap mewaspadai peredaran lampu impor yang tidak sesuai dengan standar. "Lonjakan lampu impor yang tidak sesuai standar harus bisa ditekan. Karena harus punya SNI wajib dan masuk melalui lima pelabuhan sesuai Permedag," kata dia. (res)

Sumber : jpnn.com, Sabtu 30 Juli 2011.
Link : http://www.jpnn.com/read/2011/07/30/99387/LHE-Tiongkok-Bisa-Kuasai-200-Juta-Pasar-Domestik-




­