Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Industri Era Pasar Bebas Butuh Grand Strategy

  • Jumat, 29 Juli 2011
  • 1003 kali
Kliping Berita

Sl ILMI AH sinyal menunjukkan terjadinya deindustrialiasi. Untuk itu, industri dalam negeri perlu dukungan untuk bertahan di era pasar bebas.

Tanda-tanda deindustrialisasi perlu disikapi pemerintah dengan membuat grand strategy lintas sektor guna mendukung pertumbuhan jangka panjang.

"Semua tahu kita kaya, tapi industri kita tidak efisien. Kitajuga katanya punya banyak orang dengan usia angkatan kerja, tapi produktivitas kita rendah," papar ekonom Unika Atmajaya A Prasetyantoko di Jakarta, kemarin.

Hal senada disampaikan ekonom Indef Didik) Rachbini. Demi mendukung industri dalam negeri, sebenarnya sejumlah instrumen proteksi seperti SNI, safeguard, atau bahkannegosiasi, dihalalkan.

Itulah sebabnya, Indonesia tak berkutik melawan China ketika ASEAN China Free Trade \grcetneni (ACFTA) diberlakukan. Akibatnya, ketika tutup 2010, defisit neraca perdagangan RI dengan China mencapai US$5,61 miliar.

"Januari sampai April 2011, defisitnya sudah mencapai US$2,26 miliar," imbuh Didik.

Salah satu masalah yang dikeluhkan pelaku industri adalah harga jual gas dari kilang Tangguh ke China. Harga ilu jauh lebih murah.daripada harga yang dibayar industri nasional untuk mendapat gas.

Harga gas yang lebih murah tersebut berpengaruh pada pesatnya perkembangan industri China. "Itu berdampak pada daya saing industri kita padaACFTA," keluh Wakil Ketua Kadin Indonesia Bidang Perindustrian Bambang Sujagat.

Dalam menjawab peliknya persoalan industri. Menteri Perindustrian MS Hidayat menyatakan tengah menyiapkan road map industri untuk menghadapi pasar beba
Terkait gas Tangguh, pemerintah sudah sudah merenego-si.isikan harga. C/OL-9)

Sumber : Media Indonesia, Jumat 29 juli 2011. Hal 18




­