Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Manufaktur bisa tumbuh 6%

  • Rabu, 04 Mei 2011
  • 850 kali
Kliping Berita

Menperin Investasi China akan pacu kinerja industri

JAKARTA Pertumbuhan industri manufaktur diproyeksikan mencapai 6% pada kuartal kedua, setelah hanya mencapai 5% pada 3 bulan pertama tahun ini akibat belum optimalnya pertumbuhan di beberapa sektor.

Menteri Perindustrian M.S. Hidayat mengatakan industri manufaktur bisa tumbuh hingga 6%, didukung oleh kemungkinan realisasi komitmen investasi China senilai US$10 miliar di sejumlah sektor.

Hidayat mengungkapkan China telah berkomitmen mengucurkan pinjaman lunak US$1 miliar, pinjaman komersial US$8 miliar, dan bantuan untuk industri maritim dan kelautan US$1 miliar.

"Itu yang ditandatangani dan realisasinya kita tunggu karena bisa memacu kinerja industri.

Yang kami tunggu utamanya investasi di sektor manufaktur, termasuk di industri makanan dan minuman, industri hilir agro dan petrokimia sehingga kita ekspor produk jadi, bukan barang mentah lagi," ujarnya kemarin.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, produksi industri manufaktur besar dan menengah tumbuh 5,15%. pada kuartal I/20U, terutama didorong oleh pertumbuhan di industri logam dasar 26,29%, mesin listrik dan perlengkapannya 21,49%, serta kertas dan barang dari kertas 17,31%.

Optimistis naik

Pertumbuhan tersebut sama dengan proyeksi Menperin pada Maret dan lebih tinggi dari pertumbuhan pada periode yang sama tahun lalu sebesar 4,29%. Hidayat optimistis pada kuartal selanjutnya tingkat pertumbuhan industri manufaktur bisa mencapai 6%.

"rada kuartal selanjutnya pertumbuhan diharapkan bisa 6% dan sekarang kita menuju 5,5%. Biasanya, kuartal II dan IU pertumbuhan naik, sebelum melandai pada kuartal IV. Tahun inipertumbuhan manufaktur kami targetkan bisa mencapai 6,1%," katanya kemarin.

Data BPS mengungkapkan pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang pada kuartal I setiap tahun selama 2000-2011 selalu mencatat pertumbuhan positif, kecuali pada 2002 dan 2006 yang sempat terjadi pertumbuhan negatif.

Pada kuartal 1/2010, pertumbuhan industri manufaktur besar dan sedang naik 4,29% dari peri-ode yang sama 2009. Pada kuartal 1/2009 pertumbuhan industri juga naik 0,19% dari kuartal yang sama 2008.

Untuk memacu pertumbuhan industri, kata Hidayat, pemerintah akan lebih tegas menerapkan aturan label dan standar nasional Indonesia (SNI) wajib pada produk makanan dan minuman impor.

"Kami sudah coba perbaiki agar produk impor menggunakan label bahasa Indonesia, jangan stiker, karena di negara lain jugaditerapkan hal yang sama. Saya sudah complain ke Badan Pengawas Obat dan Makanan dan Menteri Kesehatan, yang katanya segera ditindaklanjuti. Jangan bermurah hati pada pesaing, karena kita akan rugi sendiri."

Hidayat mengatakan penerapan Asean China Free TYade Agreement (ACFTA) sudah tentu memengaruhi perkembangan industri, termasuk sektor makanan dan minuman. (mdLajiffianw® bisnis.co.id)

Sumber : Bisnis Indonesia, Rabu 4 Mei 2011. Hal. 8




­