Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Rumput Laut Harus Berdaya Saing Tinggi

  • Jumat, 26 November 2010
  • 1214 kali
Kliping Berita
JAKARTA-Industri rumput laut nasional membutuhkan bibit unggul dan tenaga penyuluhan yang berpengetahuan memadai. Kedua hal itu dibutuhkan untuk menciptakan industri rumput laut yang berdaya saing tinggi.

“Kami membutuhkan bibit unggul berkualitas dan tenaga penyuluh,” kata Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Martani Husaeni di Jakarta, belum lama ini.

Kemarin, dari Manado, Sulawesi Utara, Direktur Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan Direktorat Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Faiz Achmad mengatakan, rumput laut perlu mendapat sertifikat Standar Nasional Indonesia (SNI) agar dapat bersaing di pasar internasional.

Kualitas rumput laut yang rendah menjadi salah satu masalah di pasar internasional, tak heran bila ekspor komoditas ini menurun dari tahun ke tahun, dan guna mendorong tumbuhnya minat pasar internasional maka perlu ada SNI,” kata Faiz di Manado, kemarin, seperti dikutip Antara.

Menurut Martani, keterbatasan tenaga penyuluh bisa berdampak terhadap kualitas rumput laut, misalnya, banyak budidaya memanen terlalu cepat dari waktu yang seharusnya. “Karena pengetahuan yang terbatas, bisa saja pembudidaya panen terlalu awal,” kata Martani.

Total Produksi
Ketua Komisi Rumput Laut Indonesia Farid Ma’aroef mengatakan, bibit unggul rumput laut saat ini berasal dari Provinsi Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Selatan. Produksi rumput laut kering dunia kini tercatat 1,2 miliar ton per tahun, 25% berasal dari daerah tropis. Indonesia menyumbang 50% kebutuhan dunia.

Di Indonesia, penghasil terbesar rumput laut adalah Sulawesi  Selatan, dengan produksi basah tahun 2009 690.385 ton, disusul oleh Nusa Tenggara Timur 566.495 ton, Sulawesi Tengah 208.040 ton, dan Bali 170.860 ton (jjr).

Sumber : Investor Daily, 26 November 2010 Hal. 26



­