Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Ekspor 10 Komoditas Utama RI Melonjak 28,8%

  • Kamis, 30 September 2010
  • 2609 kali

Kliping Berita


Oleh Indah Handayani

JAKARTA – Ekspor 10 komoditas utama Indonesia rata-rata melonjak 28,8% pada periode Januari-Juli 2010 dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Peningkatan nilai ekspor itu dipicu kenaikan harga komoditas dunia serta permintaan di negara berkembang (emerging market).

Ke-10 komoditas ekspor utama tersebut adalah kopi, kakao, udang, otomotif, alas kaki, produk hasil hutan, sawit dan produk sawit, karet dan produk karet, elektronik serta tekstil dan produk tekstil (TPT).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang diolah Kementerian Perdagangan (Kemendag), pada periode tersebut karet mengalami pertumbuhan ekspor yang sangat signifikan, sekitar 110%. Jika pada tahun lalu ekspor karet hanya tercatat US$ 2,06 miliar, pada periode Januari –Juli 2010 angka itu meroket menjadi US$4,3 miliar. Ekspor otomotif Indonesia juga meningkat 44,3% dan produk hasil hutan naik 37,9%. (Lihat tabel)

Menteri Perdagangan (Mendag) Mari Elka Pangestu mengatakan, pertumbuhan ekspor 10 komoditas utama itu ditopang keberhasilan dalam melakukan diversifikasi tujuan pasar, terutama ke negara emerging market yang sebagian besar terletak di Asia. Tak heran, lanjut dia, apabila ekspor 10 komoditas utama Indonesia itu masih akan sangat menjanjikan hingga akhir tahun ini.

“Hal ini dikarenakan negara-negara emerging market memiliki daya beli yang meningkat, sehingga komoditas kita memiliki pasar yang cukup besar di negara tersebut. Terlebih lagi, komoditas kita lebih kompetitif dan memiliki kualitas yang baik,” papar Mendag di Jakarta, Rabu (29/9).

Dia menjelaskan, kinerja ekspor nonmigas nasional hingga akhir tahun ini diperkirakan sesuai dengan target yang telah ditetapkan, yaitu bertumbuh 14-16%. Hal ini mengingat pertumbuhan ekspor pada semester II-2010 akan melandai akibat dari belum pulihnya perekonomian di beberapa negara besar seperti Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Jepang.

Kakao Akan Melesat

Secara terpisah, Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Mahendra Siregar menjelaskan, ekspor kakao diperkirakan akan tumbuh cukup tinggi pada 2010. Bahkan pertumbuhan ekspor kakao tahun ini diperikirakan mencapai 40% dibandingkan tahun lalu sebesar US$1,38 miliar. Pada pertengahan 2010, nilai ekspor kakao Indonesia sudah mendekati US$ 1 miliar.

Wamendag mengatakan, permintaan kakao dunia akan meningkat 4% per tahun. “Pertumbuhan permintaan akan terus terjadi, sedangkan negara lain yang bisa meningkatkan produksi kakaonya tidak banyak. Di situlah celah untuk Indonesia bisa mengisi pasar kakao dunia. Karena itu, kita terus berupaya untuk meningkatkan produksi kakao. Salah satunya dengan program gerakan nasional tanam kakao,” jelasnya.

Berbeda dengan tahun sebelumnya, Wamendag mengatakan, pertumbuhan ekspor kakao tidak hanya akan dipotong dari ekspor bahan mentah berupa bijih kakao, tapi juga produk olahan. Hal ini mengingat sejak diberlakukannya bea keluar (BK) kakao pada 1 April 2010, banyak perusahaan nasional yang sempat berhenti berproduksi kini kembali beroperasi. Bahkan, sejumlah perusahaan pengolah kakao akan melakukan ekspansi. “Apabila pada 2009 sebanyak 6 perusahaan hanya menghasilkan 150 ribu ton. Pada tahun ini diperkirakan akan bergerak di kisaran 200 ribu ton,” paparnya.

Sementara itu, Mendag mengatkan dalam satu atau dua tahun mendatang, pertumbuhan impor Indonesia diperkirakan tetap tinggi. Hal ini dikarenakan banyaknya investasi yang masuk pada periode tersebut. “Biasanya saat investasi mulai bergerak, impor pasti pertumbuhannya lebih tinggi daripada ekspor. Tapi nanti suatu saat akan balik lagi, begitu investasi menjadi terealisasi sebagai kapasitas produksi yang lebih besar,” jelasnya.

Meskipun pertumbuhan impor lebih tinggi, Mendag menegaskan ekspor akan tetap meningkat. Dengan demikian, neraca perdagangan akan surplus pada tahun-tahun mendatang. Menurut Mendag, pemerintah akan mengendalikan impor dengan berbagai instrumen kebijakan. “Misalnya, impor harus memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) dan labelisasi. Karena itu kita harus kelola kebijakan tersebut dengan baik,” tandas dia.

Kinerja Ekspor 10 Komoditas Utama RI
Komoditas                      Januari-Juli (US$ juta)    Perubahan (%)
                                        2009        2010
Kopi                                  389,9       296,6        -23,9
Kakao                               510          652,7         28
Udang                               418,8       439,8           5
Otomotif                            781,3    1.127,7         44,3
Alas Kaki                            927,6   1.170,4          26,2
Produk hasil hutan            3.166,6   4.367,2          37,9
Sawit dan produk sawit       4.088,7   4.730,4         15,7
Karet dan produk karet      2.066      4.341,8       110,2
Elektronik                         3.881,1   4.905,7         26,4
TPT                                 4.473,8    5.304,8         18,6


Sumber : Investor Daily, Kamis 30 September 2010, hal. 7.




­