Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Penguatan Infrastruktur Mutu Nasional Melalui Akreditasi: “Accredited Once, Accepted Everywhere,”

  • Rabu, 14 Agustus 2024
  • Humas BSN
  • 157 kali

 

Dalam rangkaian kegiatan Festival Infrastruktur Mutu Nasional (FIMN) 2024, Badan Standardisasi Nasional (BSN) juga menyelenggarakan Pertemuan Teknis Lembaga Penilaian Kesesuaian  (LPK) dengan tema “Empowering Tomorrow and Shaping The Future”, pada Selasa (13/8/2024), di Jakarta Convention Center, Jakarta. Pertemuan Teknis yang dihadiri oleh 2000 perwakilan LPK dari seluruh Indonesia ini menjadi ajang sosialisasi perkembangan dan kebijakan akreditasi terkini kepada LPK-LPK terakreditasi KAN.

Tema tersebut dipilih karena dunia sedang berkembang sangat pesat dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama penggunaan artificial intelligence. “Di APAC MRA Council telah dibuka sub-ruang lingkup Sistem Manajemen artificial intelligence berbasis ISO/IEC 42001 dan 42006,” ungkap Kepala Badan Standardisasi Nasional, Kukuh S. Achmad saat membuka acara.

Akreditasi dan penilaian kesesuaian telah menjadi pilar penting dalam membangun kepercayaan masyarakat pada layanan produk dan konsumsi setiap hari. Tidak hanya memastikan kualitas, keselamatan dan keandalan, akreditasi dan penilaian kesesuaian mempunyai momentum yang krusial untuk mendorong peningkatan daya saing nasional, mempermudah pertukaran barang dan jasa, serta mendukung inovasi dan kemajuan teknologi.

Kukuh menyampaikan bahwa pada agenda Temu Nasional yang diselenggarakan pada FIMN hari pertama (12/8/2024), Kepala BSN bersama Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) telah melakukan penandatanganan MoU terkait skema akreditasi akreditasi Lembaga Audit Teknologi Informasi dan Komunikasi (LATIK). Sebagai bentuk implementasi dari kerja sama ini, BSN melalui Komite Akreditasi Nasional akan segera mengoperasikan skema LATIK.

Skema akreditasi ini memberikan pengakuan atas kompetensi Lembaga Sertifikasi dalam melaksanakan audit aplikasi dan infrastruktur untuk mendukung program Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) yang diamanatkan oleh Peraturan Nomor 95 Tahun 2018. Audit infrastruktur SPBE dilakukan oleh LATIK yang teregistrasi di BRIN dan dipersyaratkan untuk terakreditasi KAN.

“Melalui penyelenggaraan pemerintahan yang memanfaaatkan teknologi informasi dan komunikasi, diharapkan instansi pemerintah mampu memberikan pelayanan prima kepada masyarakat,” ungkap Kukuh.

Kukuh kembali menyampaikan bahwa dalam survei Global Quality Infrastructure Index (GQII), indonesia menduduki peringkat 27 dari 185 negara. “Khusus di bidang akreditasi yang menduduki peringkat 10 dunia, hal ini tentu tidak terpisahkan dari dukungan LPK dan upaya terus-menerus untuk mengembangkan sistem nasional akreditasi,” tegasnya.

Kukuh juga menyampaikan bahwa hingga hari ini, KAN telah mengoperasikan 41 skema akreditasi. Adapun, hingga Juli 2024, KAN telah mengakreditasi sebanyak 3.315 LPK, yang terdiri atas Laboratorium Penguji sebanyak 1.941, Laboratorium Kalibrasi 441, Laboratorium Medik 98, dan Penyelenggara Uji Profisiensi 45, penyedia bahan acuan 4, Lembaga Sertifikasi 441, Lembaga Inspeksi 274, dan Lembaga verifikasi/validasi 9 LPK. Dari 41 skema yang dioperasikan KAN, 17 diantaranya telah mendapatkan pengakuan internasional melalui APAC/ILAC/IAF.

“Tujuan akhir dari akreditasi tidak lepas dari cita-cita standardisasi, penilaian kesesuaian, dan metrologi di indonesia, yaitu melindungi bangsa dan meningkatkan daya saing, melalui penyediaan LPK yang kompeten. Dengan slogan ‘accredited once, accepted everywhere’,” Tutupnya.

Pada kesempatan ini, BSN dan KAN juga mengumumkan pemenang Lomba video Festival Infrastruktur Mutu Nasional 2024 yang telah melalui tahapan seleksi sebelumnya. (Put)

 

Galeri Foto:

Penguatan Infrastruktur Mutu Nasional Melalui Akreditasi: “Accredited Once, Accepted Everywhere,”