Badan Standardisasi Nasional
  • A
  • A

Kepala BSN Kunjungi Industri Batik Yogya, SNI Hadir untuk Melestarikan dan Menghargai Kekayaan Warisan Budaya

  • Selasa, 06 Agustus 2024
  • Humas BSN
  • 419 kali

Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN) Kukuh S. Achmad melakukan kunjungan kerja ke Industri Batik, CV Paradise Batik di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada Jum’at (02/08/2024). Kunjungan ini menandai pentingnya pengembangan dan penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk produk batik, yang tidak hanya menjaga kualitas, tetapi juga melindungi kekayaan warisan budaya Indonesia.

 

Dukungan BSN untuk Industri Batik

Kukuh dalam kunjungannya menyampaikan apresiasi kepada Paradise Batik atas upayanya dalam menerapkan SNI dan menjaga kualitas produk. "Pengembangan dan Penerapan SNI Batik adalah langkah penting untuk memastikan bahwa batik Indonesia diakui secara internasional. Kami mendukung penuh industri batik yang tidak hanya fokus pada kualitas, tetapi juga pada pelestarian warisan budaya dan keberlanjutan lingkungan," ujar Kukuh.

Paradise Batik adalah salah satu UMKM Batik binaan BSN yang telah menerapkan dan mendapatkan sertifikasi berdasarkan 3 (tiga) SNI Batik, yaitu SNI 8302:2016 Batik tulis – Kain – Ciri, syarat mutu dan metode uji, SNI 8303:2016/Amd.1:2019 Batik cap – Kain – Ciri, syarat mutu dan metode uji, dan SNI 8304:2016 Batik kombinasi – Kain – Ciri, syarat mutu dan metode uji. Produk Paradise Batik dengan merek Kaelesha, yang diambil dari nama pendirinya, Kaelesha Afiati, mendapatkan sertifikasi SNI sejak 22 Desember 2022 dari Lembaga Sertifikasi Produk (LSPro) Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan dan Batik (LSPro TOEGOE), Kementerian Perindustrian.

Dalam kesempatan tersebut, Kukuh juga mengajak industri batik lainnya untuk mengikuti jejak Paradise Batik dalam menerapkan SNI produk batuk. "Dengan standar yang jelas dan diakui, batik Indonesia dapat terus berkembang dan mempertahankan posisinya sebagai ikon budaya yang dihargai di seluruh dunia," pungkasnya.

Sejarah Batik dalam Lintasan Waktu

Batik dalam sejarahnya berasal dari akronim bahasa Jawa, yang terdiri dari dua kata, yaitu "amba" yang berarti menulis, dan "titik" atau "tik" yang berarti titik atau membuat titik. Sejarah panjang batik itu sendiri dapat ditelusuri dalam berbagai catatan kuno. Salah satunya, dalam Serat Centini, sebuah naskah Jawa yang ditulis pada awal abad ke-19, batik disebutkan sebagai bagian penting dari kehidupan sehari-hari masyarakat Jawa, yang mencerminkan nilai-nilai sosial dan religius mereka. Selain itu, di dalam History of Java, karya Thomas Stamford Raffles yang diterbitkan pada tahun 1817, juga mengulas batik sebagai seni tekstil yang kompleks dan kaya akan simbolisme.

Puncaknya pada tahun 2009, UNESCO mengakui batik sebagai Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan, sehingga makin menegaskan statusnya sebagai salah satu warisan budaya dunia yang penting. Pengakuan ini harus diterima bukan hanya sebagai penghargaan, tetapi juga sebagai sebuah tanggung jawab untuk melestarikan dan mengembangkan seni batik agar tetap relevan di era modern.

 

Hadapi Masa Depan Industri Batik dengan Optimisme

Kunjungan ini tidak hanya menandai pencapaian CV Paradise Batik dalam standar kualitas, tetapi juga menunjukkan bagaimana perusahaan dapat menggabungkan tradisi dan inovasi untuk menghadapi tantangan masa depan. Dalam era globalisasi, menjaga kualitas dan keberlanjutan lingkungan menjadi kunci untuk mempertahankan dan mengembangkan warisan budaya seperti batik.

Dengan komitmen terhadap kualitas, inovasi, dan tanggung jawab sosial, CV Paradise Batik menunjukkan bahwa industri batik Indonesia memiliki masa depan yang cerah. Dukungan dari lembaga seperti BSN juga penting untuk memastikan bahwa batik Indonesia terus diakui dan dihargai di kancah internasional. (Har/dnh-ed)

 

Galeri foto: Kepala BSN Kunjuki Industri Batik Yogya